kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.855   10,00   0,06%
  • IDX 7.383   69,47   0,95%
  • KOMPAS100 1.121   5,46   0,49%
  • LQ45 876   1,40   0,16%
  • ISSI 225   0,73   0,33%
  • IDX30 448   1,01   0,23%
  • IDXHIDIV20 536   0,07   0,01%
  • IDX80 127   0,45   0,36%
  • IDXV30 130   -0,11   -0,09%
  • IDXQ30 148   0,02   0,01%

Bank Indonesia Pangkas BI Rate 25 bps Jadi 6% Pada September 2024


Kamis, 19 September 2024 / 05:20 WIB
Bank Indonesia Pangkas BI Rate 25 bps Jadi 6% Pada September 2024
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (20/6/2024). BI menurunkan suku bunga acuan atau BI-rate pada sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6% per September 2024.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI-rate pada sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) September 2024.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, pemangkasan suku bunga ini sudah mempertimbangkan asesmen perkembangan dan prospek ekonomi global dan domestik.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17-18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI-rate sebesar 25 bps menjadi 6%," tutur Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (18/9).

Baca Juga: BI Pangkas Suku Bunga, Cermati Saham-Saham yang Banyak Dilego Asing Kemarin

Adapun dengan pemangkasan suku bunga acuan ini, suku bunga deposit facility juga turun 25 bps menjadi 5,25%, dan suku bunga lending facility dipangkas 25 bps menjadi 6,75%.

Perry menambahkan, keputusan ini juga konsisten dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi tahun 2024  dan 2025 berada di kisaran 2,5% plus minus 1% sesuai sasaran BI dan pemerintah. Pun juga dengan penguatan stabilitas nilai tukar rupiah dan upaya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional.

Kedepan, BI akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga kebijakan sesuai dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah,  nilai tukar rupiah yang stabil dan cenderung menguat, serta    pertumbuhan ekonomi yang perlu terus didorong, agar lebih tinggi.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Menguat Jika The Fed Pangkas Suku Bunga Lebih Besar dari BI Rate

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×