Reporter: Grace Olivia | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia memproyeksi penurunan angka kemiskinan di kawasan Asia Timur dan Pasifik akan jauh lebih lambat pada tahun ini akibat pandemi virus corona yang menghantam pertumbuhan ekonomi global. Bahkan, angka kemiskinan mungkin saja berbalik meningkat jika prospek ekonomi global dan kawasan lebih buruk dari yang diperkirakan.
Dalam laporan ekonomi regional edisi April, Asia Timur dan Pasifik di Masa Covid-19, Bank Dunia menyajikan skenario dasar (baseline) serta skenario alternatif yang lebih rendah (lower scenario).
Pertumbuhan negara berkembang di kawasan Asia Timur dan Pasifik untuk tahun 2020 diproyeksikan melambat menjadi 2,1% pada skenario baseline dan menjadi negatif 0,5% untuk skenario lebih rendah. Proyeksi pada kedua skenario tersebut jauh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yaitu 5,8% pada 2019 lalu.
Baca Juga: Ada corona, Bank Dunia proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini cuma 2,1%
Sebelum adanya pandemi Covid-19, Bank Dunia memproyeksi sebanyak 35 juta orang akan keluar dari garis kemiskinan di kawasan Asia Timur dan Pasifik pada tahun ini, dengan sekitar 25 juta orang di antaranya berada di China.
Namun dengan proyeksi pertumbuhan kawasan pada skenario baseline dan asumsi batas garis kemiskinan pada US$ 5,5 per hari per orang, Bank Dunia memperkirakan tahun ini jumlah orang yang akan keluar dari kemiskinan di kawasan akan berkurang sebanyak hampir 24 juta dibanding bila tidak ada pandemi.
"Jika situasi ekonomi memburuk, dan skenario lebih rendah yang terjadi, maka jumlah penduduk miskin bahkan akan bertambah sekitar 11 juta orang,” tulis Bank Dunia.
Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Victoria Kwakwa mengatakan, negara-negara di kawasan sudah menghadapi ketegangan perdagangan internasional dan kini dampak dari penyebaran Covid-19 di China menghadapkan kawasan pada guncangan ekonomi global.
"Kabar baiknya adalah bahwa kawasan ini memiliki ketahanan dan potensi kemampuan untuk melewati krisis, tetapi negara-negara harus bertindak cepat dan pada skala yang sebelumnya tidak pernah dilakukan,” sambungnya dalam keterangan resmi, Selasa (31/3).
Baca Juga: WHO: Pandemi virus corona di Asia masih jauh dari selesai
Dari beberapa rekomendasinya, Bank Dunia menyarankan agar negara-negara melakukan investasi mendesak pada kapasitas perawatan kesehatan nasional dan kesiapan jangka panjang.
Bank Dunia juga menyarankan untuk mengambil kebijakan penanggulangan pandemi dan ekonomi makro yang terintegrasi. Langkah-langkah fiskal yang ditargetkan – seperti subsidi untuk membiayai pasien dan perawatan kesehatan – akan membantu penanggulangan virus corona dan memastikan bahwa kerugian sementara dalam bidang ekonomi tidak berubah menjadi kerugian jangka panjang dalam bentuk modal manusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News