kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Bank Dunia revisi pertumbuhan ekonomi Indonesia


Selasa, 02 Juli 2013 / 15:30 WIB
Bank Dunia revisi pertumbuhan ekonomi Indonesia
ILUSTRASI. Transaksi dengan mesin ATM di Bank BNI, Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia diperkirakan tidak akan mencapai 6% terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2013.Demikian prediksi itu diungkapkan oleh Bank Dunia.

Bank Dunia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini hanya akan mencapai 5,9% saja terhadap PDB. Proyeksi ini sekaligus merevisi perkiraan sebelumnya yang dibuat Bank Dunia, di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi mencapai 6,2% terhadap PDB.

Menurut kepala Ekonomi Bank Dunia, Ndiame Diop, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2013 sudah menunjukkan perlambatan sebesar 6,0% terhadap PDB.

Penyebabnya adalah prospek ekonomi yang mengalami pelemahan, menyusul menurunnya harga-harga komoditas. Penurunan harga komoditas yang lebih besar akan menurunkan pendapatan dari valuta asing (valas).

Ndiame juga bilang, penyebab turunnya outlook perekonomian Indonesia disebabkan adanya indikasi  perlambatan pertumbuhan investasi yang lebih besar dibanding perkiraan awal.

Selain itu, menurutnya, telah terjadi penurunan kepercayaan konsumen sebagai antisipasi reformasi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) terlihat dari kenaikan inflasi sementara ini.

Bahkan, Bank Dunia melihat ada risiko tinggi terhadap perlambatan yang lebih besar. "Risiko ini didorong oleh pelemahan permintaan dalam negeri hyang lebih besar karena dampak inflasi dari kenaikan harga BBM bersubsidi," ujar Ndiame, Selasa (2/7) di Jakarta.

Pertumbuhan belanja investasi oleh Pemerintah diperkirakan juga akan mengalami pelambatan yang lebih tajam atau lebih lama. Pemerintah juga akan dihadapkan dengan gejolak pasar keuangan yang terjadi dan akan mempengaruhi tingkat kepercayaan dan meningkatkan biaya pendanaan.

Terkait hal tersebut, Menteri Keuangan Chatib Basri mengaku masih optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi nasional di tahun ini bisa mencapai 6,3%. "Saya kira memang tidak mudah, tetapi dengan extra effort, maka pertumbuhan 6,3% bisa tercapai," ujar Chatib di Gedung Kementrian Keuangan, Jakarta.

Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar menambahkan, faktor perkembangan ekonomi global memang akan menjadi tantang besar bagi Pemerintah untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi.

Menurutnya, perkembangan ekonomi dunia sangat dinamis sehingga bisa saja sewaktu-waktu proyeksi dan target harus diubah mengikuti perkembangan tersebut.

Mahendra bilang, diturunkannya target proyeksi bank Dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagai sebuahu pesan agar Pemerintah untuk tetap fokus menjaga kondisi fiskalnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×