Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 yang merebak di dunia, tak hanya menyerah kesehatan dan menelan korban jiwa. Pandemi ini juga memberikan dampak yang sangat besar terhadap perekonomian dunia.
Bank Dunia pun memproyeksikan perekonomian global di tahun ini bisa mengalami kontraksi terdalam, bahkan sejak Perang Dunia II. Pertumbuhan ekonomi global diramal bisa menyusut 5,2% yoy.
Baca Juga: Ini 10 saham terbesar yang dilepas asing pada perdagangan Selasa (9/6)
Sementara itu, perekonomian negara-negara berkembang atau Emerging Market and Developing Economies (EMDEs) diprediksi bisa terkontraksi 2,5% yoy seiring dengan terkontraksinya ekspor komoditas EMDEs sebesar 4,8% yoy.
Bank Dunia juga meneropong kondisi perekonomian Indonesia pada tahun ini. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diramal tidak akan tumbuh alias di posisi 0%. Sementara di tahun 2021, diperkirakan PDB Indonesia akan berada di level 4,8% yoy.
Berbicara soal perekonomian Indonesia, Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual pun melihat, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini sangat tergantung dengan lamanya pandemi Covid-19 ada di Indonesia dan durasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang ditetapkan oleh pemerintah.
Baca Juga: Bank Dunia sebut ekonomi global tahun ini merosot paling dalam sejak Perang Dunia II
"Memang akan menurun, tetapi dengan melihat kondisi saat ini, masih ada dalam skenario yang positif. Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kisaran 1,9% - 2,0%," kata David kepada Kontan.co.id, Selasa (9/6).
Akan tetapi, ini tidak menutup kemungkinan perekonomian Indonesia bisa mengarah 0% atau bahkan terkontraksi di kisaran 1% - 2% yoy, kalau ada gangguan eksternal yang bahkan di luar Covid-19. Karena menurut David, kondisi perekonomian pasti memiliki banyak tantangan.
Di tahun ini pun, David memprediksi yang akan mendorong perekonomian Indonesia di tahun ini adalah konsumsi pemerintah. Meski hanya tercatat tumbuh 3,74% yoy di kuartal I-2020 atau lebih rendah dari pertumbuhan di kuartal I-2019 yang mencapai 5,22% yoy, David berharap konsumsi pemerintah bsia tumbuh di kisaran 9% - 11% yoy di tahun ini.
Baca Juga: Bank Dunia nilai langkah mitigasi Covid-19 bank-bank sentral bisa tidak efektif
"Ini berasal dari stimulus fiskal yang digelontorkan oleh pemerintah. Sementara konsumsi rumah tangga yang biasanya jadi penopang terlihat masih lemah, ekspor juga harga komditas kan belum meningkat, jadi masih belum maksimal," tambah David.
Lebih lanjut, di tahun depan David memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa membaik. Ia melihat, PDB akan berada di kisaran 5%. Meski ini lebih tinggi dari perkiraan Bank Dunia, tetapi ini masih lebih rendah dari perkiraan Bank Indonesia (BI) yang di kisaran 6,6% - 7,1% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News