kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.169   31,00   0,19%
  • IDX 7.058   73,96   1,06%
  • KOMPAS100 1.054   13,96   1,34%
  • LQ45 829   11,79   1,44%
  • ISSI 213   1,14   0,54%
  • IDX30 423   7,19   1,73%
  • IDXHIDIV20 510   7,90   1,57%
  • IDX80 120   1,68   1,41%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 141   2,08   1,50%

Bank Dunia nilai langkah mitigasi Covid-19 bank-bank sentral bisa tidak efektif


Selasa, 09 Juni 2020 / 12:04 WIB
Bank Dunia nilai langkah mitigasi Covid-19 bank-bank sentral bisa tidak efektif
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A man is silhouetted against the logo of the World Bank at the main venue for the International Monetary Fund (IMF) and World Bank annual meeting in Tokyo, Japan October 10, 2012. REUTERS/Kim Kyung-Hoon/File Photo


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Dalam menghadapi tekanan perekonomian akibat Covid-19, bank sentral di banyak negara-negara berkembang atau emerging market and developing economies (EMDEs) melonggarkan kebijakan moneternya, yang bahkan pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Selain pelonggaran kebijakan moneter, bank-bank sentral juga akhirnya turun tangan dalam memborong obligasi pemerintah, bahkan sekuritas sektor swasta untuk menstabilkan yield di tengah tekanan likuiditas.

Baca Juga: Bank Dunia sebut ekonomi global tahun ini merosot paling dalam sejak Perang Dunia II

Salah satunya Bank Indonesia (BI), yang telah menurunkan suku bunga acuan hingga saat ini berada di level 4,50%. Selain itu, BI juga telah melakukan quantitative easing (QE) untuk menambah likuiditas.

Tak hanya itu, lewat Undang-Undang (UU) no. 2 tahun 2020, BI bisa terjun ke pasar perdana untuk melakukan pembelian terhadap Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang diterbitkan oleh pemerintah, serta upaya-upaya lainnya.

Bank Dunia mengapresiasi langkah-langkah bank sentral dalam menghalau dampak lebih buruk dari Covid-19. Hanya saja, Bank Dunia juga melihat adanya hal-hal yang bisa menghambat efektivitas pelonggaran moneter tersebut.

Baca Juga: Analis: Beragam sentimen menyelimuti, pergerakkan IHSG masih belum pasti

"Efektivitasnya bisa berkurang kalau masih ada lockdown atau pembatasan di negara-negara. Selain itu, pelonggaran kebijakan moneter bisa kurang efektif kalau diterapkan di negara dengan banyak sektor informal dan inklusi keuangan yang rendah," tulis Bank Dunia dalam buku Global Economic Prospects edisi Juni 2020 yang terbit Senin (8/6).



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×