Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Direktur Bank Dunia untuk Indonesia yang baru dilantik, Rodrigo Chaves, mengatakan, Indonesia akan mengatasi tekanan ekonomi saat ini sebagaimana pernah dialami pada tahun-tahun sebelumnya.
"Selama dekade terakhir, dunia telah melihat Indonesia muncul sebagai negara berpendapatan menengah," kata Rodrigo Chaves dalam siaran pers Bank Dunia yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu (9/11). Dia mengatakan pendapat itu dilihat berdasarkan fundamental makroekonomi yang kuat dan manajemen fiskal penuh kehati-hatian.
Karenanya, kata Chaves, Bank Dunia berkeyakinan Indonesia akan mengatasi tekanan ekonomi saat ini yang menekan rupiah. Menurut dia Indonesia juga akan bertahan menghadapi volatilitas perekonomian global.
"Lebih penting lagi, bangsa besar ini memiliki apa saja yang dibutuhkan guna membawa kesejahteraan bagi rakyatnya," kata Chaves yang mendapatkan gelar doktorat ekonomi dari Ohio State University.
Sebelum bergabung dengan kantor Bank Dunia di Indonesia, Chaves adalah Direktur Pengentasan Kemiskinan dan Manajemen Ekonomi untuk Amerika Latin dan Karibia. Dia mengatakan tantangan pembangunan yang dihadapi di Amerika Latin dan Karibia serupa dengan kondisi di Indonesia.
Persoalan-persoalan yang dihadapi, sebut Chaves, berkisar antara meningkatnya ketimpangan sosial serta peningkatan kebutuhan untuk kaum miskin dan masyarakat rentan. Di dalamnya tercakup masalah perluasan akses pendidikan, kesehatan, air minum, dan jasa layanan dasar lainnya.
Chaves dilaporkan akan memimpin program di Indonesia yang mencakup portofolio berupa 37 operasi aktif, dengan komitmen bersih senilai US$ 8 miliar atau Rp 88 triliun dalam bentuk pemberian utang, terhitung Agustus 2013.
Beragam program tersebut berkisar pada dukungan terhadap pembangunan di dalam masyarakat, perluasan energi geothermal, dan jasa layanan pendidikan anak-anak usia dini. "Setelah enam dekade kemitraan produktif, Bank Dunia merasa terhormat melanjutkan dukungan terhadap ambisi Indonesia untuk menjadi salah satu negara paling makmur," kata Chaves.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan tahun anggaran 2014 merupakan periode stabilisasi. Pemerintah, ujar dia, akan lebih fokus membenahi masalah fundamental perekonomian nasional. Langkah itu menurut dia akan dilakukan sekalipun berhadapan dengan risiko angka pertumbuhan yang tak akan lebih dari 6%.
"Dalam kebijakan selalu ada pilihan. Kalau kita mendorong pertumbuhan, fundamental kita tidak akan stabil dan dalam jangka menengah akan terganggu. Kami fokus stabilitas, APBN bukan untuk mendorong pertumbuhan signifikan," katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (28/11).
Chatib memastikan pemerintah akan menetapkan kebijakan fiskal yang ketat sebagai bagian dari upaya stabilisasi ekonomi itu. Di dalamnya termasuk menjaga defisit anggaran tak melebar. (Palupi/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News