Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia pada Jumat (20/3) lalu, menyetujui pinjaman sebesar US$ 300 juta untuk membantu pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan reformasi sektor keuangan.
Pinjaman tersebut diharapkan dapat membantu pemerintah Indonesia mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam keterangan resmi, Senin (23/3), Bank Dunia menyoroti separuh dari populasi dewasa Indonesia yang tidak memiliki akses ke rekening bank sehingga sangat terbatas untuk melakukan investasi atau melakukan perlindungan diri dari guncangan finansial maupun nonfinansial.
Baca Juga: Ada ancaman virus corona, sejumlah bank akan revisi target kredit tahun ini
Terbatasnya layanan keuangan dan kurangnya insentif untuk tabungan jangka panjang dinilai dapat menciptakan risiko lebih lanjut bagi masyarakat dan membatasi peluang investasi di sektor-sektor penting seperti infrastruktur. Oleh karena itu, reformasi sektor keuangan di Indonesia menjadi sangat penting.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman menyebut, pemerintah dalam beberapa tahun terakhir telah melakukan langkah-langkah penting untuk memperkuat sektor keuangan, khususnya pengawasan keuangan dan manajemen krisis.
"Percepatan reformasi lebih lanjut yang mempromosikan efisiensi dan inklusi tanpa mengabaikan stabilitas sekarang diperlukan untuk membiayai kesenjangan infrastruktur dan memperluas peluang ekonomi bagi individu dan perusahaan di Indonesia,” tutur Luky dalam keterangan tersebut.
Pinjaman untuk kebijakan pembangunan ini diharapkan dapat memberikan dukungan anggaran untuk agenda reformasi Indonesia pada tiga area utama.
Pertama, memperluas keterjangkauan sektor keuangan di Indonesia, serta memperluas produk pasar keuangan dan memobilisasi tabungan jangka panjang.
“Ini akan meningkatkan ketersediaan pendanaan dan akses terhadap peluang keuangan baik bagi individu maupun perusahaan,” tutur Bank Dunia.
Kedua, meningkatkan efisiensi sektor keuangan dengan menjadikan praktik keuangan lebih transparan, andal, dan berorientasi teknologi.
Ini akan menguntungkan baik individu maupun perusahaan dengan membantu menyalurkan tabungan kepada peluang investasi paling produktif dengan cara yang lebih murah, lebih cepat dan lebih aman.
Ketiga, memperkuat ketahanan sektor keuangan di tengah guncangan (shock), dengan memperkuat kerangka kerja resolusi, mempromosikan praktik keuangan berkelanjutan dan membangun mekanisme keuangan risiko bencana. Ini akan membantu Indonesia melindungi orang dan asetnya jika terjadi guncangan.
Baca Juga: Ekonom ini proyeksikan ekonomi bisa tumbuh 4,3% jika corona selesai akhir kuartal II
Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen menilai fundamental perekonomian Indonesia semakin menguat seiring dengan tingkat kemiskinan yang menurun pada level satu digit, terendah yang pernah ada.
"Namun, dengan laju pengentasan kemiskinan yang melambat, penting untuk melindungi mereka yang masih berjuang untuk mencapai keamanan finansial kelas menengah. Sektor keuangan yang sehat dan berfungsi dengan baik sangat penting untuk mempertahankan pertumbuhan Indonesia dan tujuan pengentasan kemiskinan, terutama di tengah kondisi global yang terus menantang,” ujar Satu.
Adapun, dukungan Bank Dunia untuk reformasi sektor keuangan di Indonesia merupakan komponen penting dari Kerangka Kerja Kemitraan Negara Kelompok Bank Dunia untuk Indonesia (World Bank Group’s Country Partnership Framework for Indonesia), yang berfokus pada prioritas pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News