Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia tengah berada dalam ketidakpastian akibat Covid-19. Bahkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku sulit dalam memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2020.
Menkeu menyusun beberapa skenario. Dalam skenario moderat, Sri Mulyani mengatakan, dampak wabah corona terhadap perekonomian diperkirakan masih dapat teratasi sehingga ekonomi tumbuh di atas 4% tahun ini.
Baca Juga: Waduh, BI pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia jadi 4,2%-4,6%
Namun pada skenario yang lebih berat, pertumbuhan ekonomi diproyeksi bisa hanya 2,5% hingga bahkan 0% pada tahun ini.
Dengan perkembangan terkini, Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI ikut menghitung ulang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut Peneliti Ekonomi Senior IKS Eric Sugandi, lembaga tersebut juga telah menyiapkan beberapa skenario terkait.
Pertama, dengan asumsi wabah Covid-19 bisa berhenti paling lambat di akhir kuartal II-2020. Dengan ini, IKS melihat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi untuk bisa tumbuh 4,3%.
Skenario ini dengan menggunakan asumsi rata-rata tahunan harga minyak di US$ 40 per barel dan rata-rata tahunan kurs rupiah sebesar Rp 14.300 per dolar AS.
"Ini juga telah memperhitungkan paket kebijakan fiskal jilid 1 dan jilid 2 yang dikeluarkan ole pemerintah serta kebijakan moneter yang diberikan oleh Bank Indonesia (BI) seperti pemangkasan BI 7-Day Reverse Repo Rate," jelas Eric kepada Kontan.co.id, Sabtu (21/3).