kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank Dunia: Dampak Kenaikan Inflasi Lebih Dirasakan Masyarakat Miskin


Rabu, 05 Oktober 2022 / 16:47 WIB
Bank Dunia: Dampak Kenaikan Inflasi Lebih Dirasakan Masyarakat Miskin
ILUSTRASI. Pedagang melayani pembeli di Pasar Rangkasbitung, Lebak, Banten, Jumat (30/9/2022). Bank Dunia mengingatkan kenaikan inflasi yang terjadi di berbagai belahan dunia memberi dampak pada daya beli riil seluruh rumah tangga.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia mengingatkan kenaikan inflasi yang terjadi di berbagai belahan dunia memberi dampak pada daya beli riil seluruh rumah tangga. Terlebih, inflasi dipicu kenaikan harga pangan dan energi.

Dalam dokumen bertajuk East Asia and The Pacific Economic Update edisi Oktober 2022, Bank Dunia menyebut, memang efek inflasi akan bervariasi di seluruh lapisan level masyarakat. Ini juga tergantung pada pola konsumsi rumah tangga dan sejauh mana pergerakan harga barang dan jasa.

Namun yang jelas, masyarakat miskin menjadi lapisan masyarakat yang paling merasakan dampak inflasi. Apalagi, rumah tangga yang lebih miskin cenderung membelanjakan pendapatannya untuk makanan. Sedangkan komoditas pangan merupakan salah satu masalah inflasi saat ini.

Baca Juga: Ekonom Sebut Perang Rusia dan Ukraina Penyebab Pelemahan Ekonomi Global

Di Indonesia sendiri, menurut Bank Dunia, masyarakat miskin terdampak inflasi 0,8% poin lebih tinggi dari orang kaya. Bila menilik pola konsumsi, masyarakat miskin Indonesia juga lebih banyak mengeluarkan pendapatan untuk membeli makanan dan bahan bakar.

Sedangkan masyarakat kaya, cenderung mengeluarkan uang untuk berbelanja bahan non pangan. Dengan demikian, mereka tak terlalu rentan terhadap peningkatan harga pangan yang terjadi baru-baru ini.

Hanya saja kekhawatirannya, inflasi yang meningkat ini akan menyeret masyarakat rentan miskin ke jurang kemiskinan. Dengan demikian, masyarakat miskin menjadi bertambah dan makin banyak orang yang merasakan dampak inflasi pangan dan energi.

Dalam hal ini, untuk mengurangi dampak masalah ini kepada kemiskinan, Bank Dunia menyarankan skema bantuan langsung tunai kepada masyarakat. Menurut lembaga tersebut, bantuan langsung tunai merupakan skema jaring pengaman sosial yang lebih efektif dalam menyasar masyarakat miskin.

Bank Dunia mengapresiasi, karena pemerintah Indonesia sebenarnya juga telah menerapkan skema bantuan langsung tunai sejak dulu untuk menjaga daya beli masyarakat.

Baca Juga: Bahlil Sebut Ekonomi Global Gelap, Ingatkan Semua Pihak untuk Waspada

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×