Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyetujui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang akan menggunakan Saldo Anggaran Lebih (SAL) Rp 85,6 triliun untuk memenuhi kebutuhan belanja pemerintah. Sebagaimana diketahui, SAL 2024 mencapai Rp 457,5 triliun.
Kebutuhan penggunaan SAL tersebut untuk menutup defisit APBN 2025 ini yang diperkirakan melebar menjadi 2,78% dari produk domestik bruto (PDB) atau dengan nominal Rp 662 triliun. Outlook defisit ini melebar bila dibandingkan target dalam APBN 2025 yang mencapai 2,53% dari PDB atau Rp 616,2 triliun.
Baca Juga: DPR Restui Defisit APBN Melebar Menjadi 2,78% PDB di 2025
Wakil Ketua Banggar Wihadi Wiyanto menyampaikan, pembiayaan anggaran dalam semester II 2025 diperkirakan sebesar Rp 378,4 triliun atau 61,4% dari target dalam APBN.
Prognosis tersebut diikuti kebijakan pembiayaan anggaran dengan komitmen menjaga kewaspadaan atas dinamika global terutama pasar keuangan yang sangat tidak stabil (volatile).
“Sampai dengan akhir 2025, realisasi pembiayaan anggaran diperkirakan Rp 662 triliun, pemanfaatan SAL sebesar Rp 85,6 triliun, yang akan digunakan untuk penurunan penerbitan SBN, pemenuhan kewajiban pemerintah atau belanja prioritas dan pembiayaan defisit,” tutur Wihadi saat melakukan rapat kerja dengan pemerintah, Kamis (3/7).
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, defisit APBN yang diperkirakan melebar tersebut karena target penerimaan negara tahun ini yang diperkirakan tidak akan mencapai target, yakni hanya Rp 2.865,5 triliun atau 95,4% dari target APBN.
Baca Juga: Banggar DPR dan Kemenkeu Sepakati Asumsi Nilai Tukar Rupiah Jadi Rp 16.300-Rp 16.800
Bila dirinci, outlook penerimaan pajak hanya Rp 2.076,9 triliun atau 94,9% dari target APBN. Kepabeanan dan Cukai Rp 310,4 triliun atau 102,9% dari target APBN. Serta, PNBP Rp 477,2 triliun atau 92,9% dari target APBN.
Sejalan dengan itu, pembiayaan anggaran juga diperkirakan akan melebihi target mencapai Rp 662 triliun atau 107,4% dari target.
Kementerian keuangan mencatat, realisasi pembiayaan utang hingga Juni 2025 mencapai Rp 315,4 triliun atau 46,9% dari target. Terdiri dari penerbitan SBN neto Rp 308,6 triliun, dan pinjaman neto Rp 6,9 triliun atau 19,3% dari pagu.
Selanjutnya: BTN Catat Pendapatan Berbasis Komisi Rp 1,28 Triliun hingga Mei 2025
Menarik Dibaca: Pasar Modal Bergerak Dinamis, Berikut Risiko Yang Dihadapi Investor Ritel
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News