Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi, menyampaikan mengenai masalah titik debarkasi terutama adalah untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI) yakni Bandar Udara (bandara) Soekarno Hatta dan Ngurah Rai.
“Jadi dapat saya sampaikan misalnya pada saat kita bicara mengenai masalah bandar udara (bandara) ada dua titik yang selama ini kita pergunakan terutama untuk menampung atau sebagai pintu masuk untuk para ABK kita yaitu bandara di Soekarno-Hatta dan juga di Ngurah Rai,” ujar Menlu dikutip dari laman setkab.go.id, Senin (11/5).
Baca Juga: Kemenlu catat sejak 18 Maret-10 Mei 2020, sebanyak 72.966 WNI kembali ke Indonesia
Ia menambahkan untuk pelabuhan akan menggunakan Pelabuhan Benoa dan Pelabuhan Tanjung Priok. Sementara untuk WNI yang pulang melalui laut, lanjut Menlu, dari Malaysia maka melalui pelabuhan di Batam dan Tanjung Balai Karimun. “Sementara dari Malaysia yang melalui darat, maka perbatasan Entikong, Aruk, dan Badau,” imbuh Menlu.
Itu adalah, sambung Menlu, entry points yang dipergunakan tentunya untuk Malaysia karena karakteristiknya berbeda, misalnya ada darat maka ada beberapa titik yang harus dilakukan dipersiapkan melalui jalur darat.
Terkait dengan kondisi warga negara Indonesia di luar negeri, Menlu sampaikan bahwa Pemerintah terus, dari semua perwakilan RI di luar negeri, melakukan komunikasi dengan warga negara Indonesia yang di bawah akreditasi masing-masing perwakilan.
“Hotline kita sudah dari sejak awal berfungsi sehingga jika ada warga negara Indonesia yang memerlukan bantuan dari perwakilan kita di luar negeri maka tentunya merupakan kewajiban dari perwakilan untuk membantu mereka,” tandas Menlu.
Baca Juga: India lockdown tahap ketiga, toko minuman keras boleh berjualan
Menurut Menlu, selain misalnya bantuan seperti yang disampaikan mengenai masalah sembako, di beberapa titik lain, Menlu juga sebutkan Pemerintah juga memberikan bantuan-bantuan yang diperlukan.
“Misalnya banyak mahasiswa kita atau beberapa warga negara kita yang memerlukan bantuan untuk hand sanitizer, kemudian masker, dan lain-lain, sehingga ini juga kita bantu. Misalnya di wilayah Timur Tengah, ini tidak hanya masalah sembako kemudian kebutuhan kesehatan yang diperlukan,” ujarnya.
Jadi, menurut Menlu, variannya berbeda-beda sesuai dengan keperluan dari warga negara Indonesia. “Di Timur Tengah kita sudah mendistribusikan 19.083 paket bantuan, kemudian di Eropa 3.350, dan di wilayah lain sama,” imbuhnya.
Intinya, Menlu jelaskan apapun yang bisa dilakukan, akan dilakukan untuk membantu warga negara Indonesia. “Belum lagi yang sifatnya fasilitasi untuk repatriasi mandiri kepulangan warga negara kita,” kata Menlu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News