kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.906.000   -8.000   -0,42%
  • USD/IDR 16.415   64,00   0,39%
  • IDX 7.615   71,26   0,94%
  • KOMPAS100 1.060   12,24   1,17%
  • LQ45 803   8,71   1,10%
  • ISSI 254   2,19   0,87%
  • IDX30 416   4,77   1,16%
  • IDXHIDIV20 477   5,07   1,07%
  • IDX80 120   1,30   1,09%
  • IDXV30 123   1,76   1,45%
  • IDXQ30 132   1,14   0,87%

Bahlil Sebut Akan Kurangi Impor Energi dari Timur Tengah, Siap Pasok dari AS


Selasa, 29 Juli 2025 / 03:00 WIB
Bahlil Sebut Akan Kurangi Impor Energi dari Timur Tengah, Siap Pasok dari AS
ILUSTRASI. Pemerintah siap mengurangi impor komoditas energi dari negara Timur Tengah dan Asia sebagai perjanjian dagang dengan AS.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah siap mengurangi impor komoditas energi dari negara Timur Tengah dan Asia sebagai tindak lanjut hasil kesepakatan tarif timbal balik dengan Amerika Serikat (AS). 

Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia dalam menanggapi rencana pemerintah menambah impor energi dari AS senilai US$ 15 miliar atau sekitar Rp 243,9 triliun. 

Komitmen ini merupakan bagian dari hasil kesepakatan negosiasi tarif AS yang di rilis dala Join Statemen gedung  pada Selasa (22/7). 

"Nanti akan kurangi dari negara lain. Iya Timur Tengah dan Asia," kata Bahlil di Istana Negara, Senin (28/7). 

Bahlil menegaskan sesuai dengan kesepakatan, Indonesia akan belanja BBM crude dan LPG dari AS dengan total sebesar US$ 15 miliar. 

Baca Juga: Mengintip Rahasia di Balik Bisnis Commercial Strip yang Selalu Hidup dan Ramai

Namun begitu, Bahlil mengatakan pembelian energi ini akan dilakukan secara hati-hati dengan memperhatikan nilai keekonomian. 

"Harganya harus kompetitif dan sekarang kita buat perangkatnya," ujarnya. 

Diketahui, Indonesia harus mengimpor energi US$15 miliar Rp243,9 triliun dari AS sebagai salah satu syarat bisa menikmati tarif 19 persen dari Presiden Donald Trump. 

Tarif itu turun dibandingkan ancaman yang ia berikan ke Indonesia saat awal melakukan serangan dagang ke sejumlah negara. Saat itu, ia mengancam penerapan tarif sebesar 32 persen untuk produk Indonesia. 

Selain kewajiban pembelian energi dari AS, Indonesia juga diminta impor produk pertanian AS bernilai US$4,5 miliar atau Rp73 triliun. Ketiga, Indonesia harus membeli 50 pesawat buatan Boeing.

Baca Juga: Edukasi Pentingnya Ekosistem Pesisir, PIS Tanam 20.000 Mangrove di Tangerang

Selanjutnya: Catat Prakiraan Cuaca Hari Ini (29 Juli 2025) Jakarta: Lengkap 6 Wilayah

Menarik Dibaca: Chili’s Buka Gerai Pertama di RI, Lirik Potensi Pasar Lokal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×