kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bagi SBY, jumlah penduduk banyak itu berkah


Rabu, 29 Januari 2014 / 16:38 WIB
Bagi SBY, jumlah penduduk banyak itu berkah
ILUSTRASI. Ketahui 4 Manfaat Minyak Argan untuk Rambut yang Harus Anda Tahu


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai, kenaikan jumlah penduduk Indonesia hendaknya tidak menjadi masalah bagi bangsa ini. Sebaliknya, kata Presiden, pertumbuhan jumlah penduduk dijadikan sebagai aset negara karena itu berkah dari Tuhan.

"Saya bersyukur, negeri ini memiliki jumlah penduduk yang besar dan produktif. Ini tentu membawa kemajuan bagi bangsa kita. Tapi mana kala penduduk besar itu bukanlah human capital yang baik, yang membawa kemajuan bagi bangsa kita, maka itu tentu menjadi masalah," ujar SBY dalam sambutannya pada peluncuran Buku Proyek Penduduk Indonesia 2010-2035 di Istana Negara, Rabu (29/1).

SBY bilang, pemerintah ingin pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia sebagai berkah san aset bangsa. Perlu diketahui, jumlah penduduk diperkirakan mencapai 305,6 juta tahun 2035.

"Terbayang bagi saya, berapa banyak nanti pangan dan energi yang harus dihadirkan. Faktor pangan dan energi meskipun mengalami kenaikan hanya 27%, bukan berarti kenaikan pangan dan energi hanya sekitar 27%, karena ada pergeseran kelompok dari kalangan menengah ke bawah menjadi golongan menengah," tutur Presiden.

Lebih lanjut, SBY bilang, sampai saat ini, belum ada studi yang mengatakan jumlah penduduk Indonesia yang ideal dengan luas wilayah daratan mencapai 2 juta kilometer persegi dan luas wilayah lautan 6 juta meter persegi.

Menurut SBY jumlah penduduk Indonesia yang besar itu bisa menjadi aset dan berkah bila pembagian peran antara masyarakat dan pemerintah dibedakan.

Pemerintah memiliki kewajiban untuk menyediakan kebutuhan dasar dan meningkatkan pendidikan atau human capital penduduknya. Sementara masyarakat juga harus berkontribusi bagi kemajuan negara. Karena itu diperlukan kontrak tanggungjawab antara pemerintah dan penduduk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×