Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Tri Adi
JAKARTA. Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Harry Azhar Azis menyesalkan, tarik menarik target produksi minyak bumi (lifting) antara pemerintah dengan Komisi VII DPR RI dalam pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2010.
“Hingga kini, pembahasan antara Komisi VII dan pemerintah mengenai target lifting minyak belum juga selesai. Akibatnya, Komisi VII belum memberikan rekomendasi kepada Banggar. Padahalnya, waktu kerjanya sudah mendesak,” ujarnya kepada KONTAN, kemarin (25/4).
Menurut dia, perdebatan alot tersebut dikarenakan tidak adanya satu suara di pihak pemerintah. Apalagi, pihak pemerintah kerap mewacanakan angka baru terkait target lifting minyak dalam pembahasan RAPBN-P 2010.
“Angka resmi yang diajukan pemerintah melalui RAPBN-P 2010 itu kan 965.000 barel per hari. Nah, kenapa muncul angka baru, yakni 955.000 bph dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kemudian BP Migas bilang hanya menyanggupi 917.000 bph. Ini kan membingungkan,” tutur dia.
Karenanya, sambung dia, Banggar memutuskan untuk memberikan waktu kepada Komisi VII dan pemerintah untuk menyepakati hasil kerjanya hingga Senin (26/4) sore ini. Sebab, kesepakatan di Komisi VII merupakan acuan Banggar dalam mengambil keputusan menetapkan APBN-P 2010.
“Jika , Komisi VII dan pemerintah tidak dapat memberikan keputusan hingga Senin sore, kemungkinan pembahasan RAPBN-P 2010 di Banggar bakal terganggu dan tidak kelar tepat waktu. Saya harap, Komisi VII dan ESDM memperhatikan ini dengan sungguh-sungguh,” tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News