Reporter: Asnil Bambani Amri |
PADANG. Sejumlah relawan yang membawa bantuan menuju daerah pelosok Mentawai dihadang oleh badai dan juga gelombang besar. Kondisi tersebut membuat kapal perintis maupun kapal berbobot kecil sulit untuk menembus pelosok khususnya lokasi bencana di wilayah Pagai Utara dan Pagai Selatan.
"Kapal yang ada di Sikakap saja sekarang tidak bisa menyentuh wilayah pelosok karena terganggu cuaca," terang Gede S. Sugiarta di Padang, (29/10). Dampak dari badai tersebut menurutnya juga membuat relawan yang berangkat ke Mentawai mengalami kesulitan untuk masuk ke lokasi bencana.
Gede juga menyebutkan, distribusi bantuan yang saat ini dibawa ke Mentawai harus melewati Ibukota Kecamatan Sikakap; sehingga, di Sikakap banyak bantuan yang menumpuk karena tidak bisa didistribusikan. "Di sana kekurangan speed boat yang bisa mendistribusikan bantuan," terang Gede.
Satu kapal yang membawa rombongan relawan dari berbagai organisasi sudah 14 jam di lautan karena sulitnya medan. Rahmat, salah satu aktivis sosial dari AL Azhar menyatakan, kapal yang membawa dirinya sudah berangkat pukul 17.00 WIB kemarin (28/10), namun sayang sampai berita ini ditulis, kapalnya masih berada di tengah lautan.
Seorang warga Mentawai yang berada di kapal pengangkut relawan tersebut meninggal dunia. Menurut Rahmat, ia hendak pulang ke Mentawai. "Dia meninggal karena sakit saat berada di atas kapal," jelas Rahmat.
Sementara itu, sejumlah kapal yang berada di Padang juga ada yang membatalkan keberangkatannya. Seperti yang dialami oleh Komunitas surfing yang rencananya berangkat kemarin sore, namun sampai pagi ini masih menunda keberangkatannya. "Badai ini terlalu berisiko," terang Gede.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News