kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Awas data pribadi kita rawan dicuri


Jumat, 08 September 2017 / 19:04 WIB
Awas data pribadi kita rawan dicuri


Reporter: Asnil Bambani Amri, Fransiska Firlana | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - Anda pernah mendapatkan telepon dari seorang sales yang menawarkan kartu kredit dari sebuah bank antah-berantah yang tidak pernah Anda kenal, ataupun tawaran kredit lainnya? Atau tawaran untuk membeli premi produk asuransi tertentu? Dan macam-macam penawaran lain yang masuk silih berganti ke ponsel Anda baik melalui telepon maupun pesan singkat.

Gangguan terhadap kenyamanan masyarakat ini telah menjadi perhatian negara. Pertengahan Agustus 2017, Penyidik Direktorat Pidana Ekonomi Khusus Badan Reserse Kriminal Polri menangkap seorang lelaki berinisial C dengan sangkaan melakukan praktik jual beli data nasabah bank. Tersangka sudah melakukan praktik dagang data itu sejak 2014 silam. 

Direktur Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Agung Setya menyebut modus kejahatan C, secara terang-terangan mengiklankan penjualan data nasabah lewat website dan media sosial. Tersangka C menawarkan harga paket untuk database nasabah mulai Rp 350.000 untuk 1.000 nasabah, dan sampai harga Rp 1,1 juta untuk 100.000 nasabah. Pada proses penyidikan, Polisi menemukan bukti selain jualan data nasabah, C juga punya data-data pribadi lainnya. 

Pada 2015 lalu, Polisi juga mengungkap dua pelaku penipuan dengan modus meningkatkan limit kartu kredit. Dua pelaku itu memiliki lebih dari 2.000 data nasabah yang mereka dapatkan dari oknum marketing kartu kredit di bank. Harga per data Rp 20.000. “Ini sangat mengganggu. Kami yang merasa tidak memberikan nomor telepon pada pihak manapun, hanya pada bank, tapi suka ditawari aneka produk kartu kredit atau asuransi,” ujar Rosi, warga Bogor. 

Bahkan belum lama ini, Rosi mendapat telepon asing yang mengaku dari perusahaan elektronik yang menginformasikan bahwa dirinya mendapatkan undian tapi harus menebusnya dengan sejumlah uang. Padahal Rosi merasa tak ikut undian apapun. Si sales mengaku mendapatkan nomor seluler Rosi secara random. 

Keluhan yang sama diungkapkan Nur Hidayat, karyawan swasta yang berkantor di bilangan Palmerah Jakarta Selatan. “Sering ditelepon marketing dan kadang enggak tahu waktu. Ini jelas sangat mengganggu,” katanya.

Berseliwerannya data pribadi warga negara memang meresahkan. Apalagi jika data itu di salah gunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi. Bagaimana laporan lengkapnya, baca di Tabloid KONTAN edisi 11 September-17 September2017 yang beredar hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×