kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.567.000   7.000   0,45%
  • USD/IDR 15.703   0,00   0,00%
  • IDX 7.574   4,17   0,06%
  • KOMPAS100 1.170   -1,95   -0,17%
  • LQ45 921   -3,22   -0,35%
  • ISSI 231   0,26   0,11%
  • IDX30 474   -2,28   -0,48%
  • IDXHIDIV20 568   -1,28   -0,23%
  • IDX80 133   -0,19   -0,14%
  • IDXV30 141   0,91   0,65%
  • IDXQ30 158   -0,72   -0,45%

Awal bulan puasa, Ikappi sebut harga pangan masih tinggi


Kamis, 15 April 2021 / 15:24 WIB
Awal bulan puasa, Ikappi sebut harga pangan masih tinggi
ILUSTRASI. Warga berbelanja kebutuhan bahan makanan di pasar tradisional Petak Sembilan, Jakarta, Jumat (22/1/2021). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki bulan puasa, harga beberapa komoditas pangan masih cukup tinggi. Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri pun mengatakan hal ini dikarenakan saat ini masih dalam fase pertama kenaikan harga pangan saat periode ramadan hingga lebaran.

"Ini masih masuk fase pertama, masih belum H+7. [Tren harga] Baru bisa diketahui saat H+7 fase pertama," ujar Abdullah kepada Kontan, Kamis (15/4).

Abdullah menerangkan bahwa biasanya kenaikan harga pangan di bulan ramadan dan lebaran terdiri atas 3 fase. Fase pertama, seminggu menjelang bulan puasa. Biasanya, harga bahan pangan mulai menurun di pertengahan bulan puasa. Lalu, fase kedua seminggu hingga 3 hari menjelang idul fitri dan fase ketiga beberapa hari setelah bulan lebaran.

Baca Juga: Jakarta masuk jajaran kota termahal di dunia, ini kata Wagub DKI

Dia pun mengatakan beberapa komoditas yang masih cukup tinggi antara lain daging ayam, daging sapi, minyak goreng hingga cabai rawit merah dan cabai  merah yang kembali mengalami kenaikan. "Ini beberapa komoditas yang menurut saya masih tinggi, belum masuk ke fase aman, dalam artian [terkait] supply dan demand di pasar," ujarnya.

Dia pun menuturkan penyebab harga yang masih tinggi salah satunya lantaran pasokan yang tidak seimbang dengan permintaan.

Dia menyebut terjadi penurunan stok minyak goreng, pasokan cabai yang belum aman atau belum melimpah. Lalu, untuk daging dikarenakan harga yang diterima dari Rumah Potong Hewan yang tinggi, dan daging ayam yang juga sudah tinggi dari peternak.

"Kalau ayam, kita sudah terima dari peternak itu tinggi. Tetapi kita tidak tahu ini tinggi karena faktor pakan atau tidak," ujarnya.

Baca Juga: Bulog sudah datangkan 4.000 ton daging kerbau

Meski menyebut beberapa komoditas yang mengalami kenaikan hingga saat ini, Abdullah menyebut belum tentu komoditas lainnya sudah aman. Dia pun mengatakan pihaknya akan terus memantau pergerakan harga.

"Kita akan lihat nanti H+7, kita akan evaluasi bagaimana distribusinya, dan bagaimana supply dan demand-nya, kita akan pantau terus," ujarnya.




TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×