Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can
JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat bisa terus menguat bila tidak ada intervensi. Pengamat ekonomi INDEF Aviliani memperkirakan, rupiah bisa menguat hingga Rp 7.000 per dollar Amerika Serikat jika dibiarkan.
Sayangnya, Aviliani menilai, penguatan itu akan memberatkan pasar ekspor Indonesia. Makanya, dia bilang, Bank Indonesia mengintervensi penguatan rupiah supaya stabil pada kisaran Rp 8.000 per dollar Amerika Serikat. "Jadi ini dilakukan untuk proteksi," katanya dalam acara The 11th Anual Citi Indonesia Economic&Political Outlook, Rabu (30/3).
Direktur Jasa Keuangan dan Analisis Moneter Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Sidqy Suyitno membenarkan, nilai tukar rupiah idealnya stabil dan kondusif bagi peningkatan ekspor. Dia menyatakan, nilai tukar rupiah ideal pada kisaran Rp 9.000 per dollar Amerika Serikat.
Menurutnya, bisa saja rupiah sengaja dibiarkan menguat untuk meredam tekanan inflasi. “Sekarang kan pemerintah (Menteri Keuangan) dan BI koordinasi untuk meredam inflasi melalui kebijakan fiskal dan moneter. Penguatan satu kebijakan untuk meredam inflasi,” ungkapnya.
Dia bilang, tekanan inflasi membuat perekonomian Indonesia sedikit kurang kompetitif di kawasan Asia Tenggara. “Inflasi inti atau core inflation sudah 4%. Kalau bisa ditekan sampai 3% seperti rata-rata negara lain itu bagus,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News