kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Audit dana kampanye, KPUD tak temukan pelanggaran


Jumat, 03 Agustus 2012 / 20:18 WIB
Audit dana kampanye, KPUD tak temukan pelanggaran
ILUSTRASI. Pekerja memanen wortel di perladangan kawasan lereng Gunung Sindoro, Desa Tambi, Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah, Rabu (23/6/2021). ANTARA FOTO/Anis Efizudin/rwa.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Provinsi DKI Jakarta hari ini merilis hasil audit laporan penerimaan dan penggunaan dana kampanye (LPPDK) pasangan calon pemilihan gubernur DKI Jakarta putaran pertama. Dari hasil laporan ini, LPPDK putaran pertama tidak ditemukan pelanggaran.

Kantor Akuntan Publik (KAP) telah lakukan audit selama 15 hari. Pada (31/7) 6 KAP telah sampaikan hasil audit kepada KPUD, jadi satu KAP mengaudit satu pasangan calon.

Dari laporan audit terhadap pasangan Foke-Nara ditemukan sumbangan senilai RP 235.000.000 yang tidak diketahui identitas penyumbangnya. Hal ini sudah dilaporkan KPUD kepada tim kampanye Foke-Nara pada (15/7). Menurut ketua KPUD Dahlia Umar, dana tersebut selanjutnya disetorkan ke kas daerah dan dari temuan itu bukanlah pelanggaran.

"Setelah dilaporkan ke tim kampanye, sesuai aturan, dana tersebut disetorkan ke kas daerah. Dalam hal ini, KAP tak menemukan pelanggaran," kata Dahlia Umar di kantor KPUD DKI Jakarta (4/8).

Sementara itu, pasangan no.2 (Hendardji-Riza) dan pasangan no.5 (Faisal-Biem) ditemukan dana penggunaan yang lebih besar daripada dana penerimaan. Penggunaan Hendardji-Riza sebesar Rp 3.250.325.650, penerimaan Rp 3.024.750.000. Sementara, Faisal-Biem, dana penggunaan sebesar Rp 5.083.789.575 dan penerimaan sebesar Rp 4.158.625.868.

Namun, menurut Ketua Pokja Dana Kampanye Suhartono, berdasar pada prosedur pemeriksaan, tidak ada pelanggaran dari 2 pasangan ini.

"Dari semua pemeriksaan yang dilakukan terhadap ketentuan dana yang dilarang diterima oleh pasangan calon dan batas maksimum pemberi sumbangan, KAP tidak menemukan pelanggaran," katanya.

Sementara itu, untuk pasangan no. 3 (Jokowi-Ahok), pasangan no.4 (Hidayat-Didik), dan pasangan no.6 (Alex-Nono) masing-masing jumlah penggunaan lebih kecil dibanding jumlah penerimaan.

Menurut Suhartono yang termasuk kategori pelanggaran dana kampanye adalah apabila pasangan calon menerima sumbangan perorangan maksimal Rp 50 juta, sementara untuk sumbangan dari badan hukum batas maksimal batas maksimum sumbangan sebesar Rp 350 juta.

Sementara, Badan hukum dan badan usaha milik negara dilarang memberikan sumbangan untuk kampanye.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×