kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Atasi Kemacetan, Kemenhub Mengkaji Pembangunan LRT Bali


Senin, 01 Januari 2024 / 11:12 WIB
Atasi Kemacetan, Kemenhub Mengkaji Pembangunan LRT Bali
ILUSTRASI. Kemenhub tengah mengkaji pembangunan LRT Bali untuk menangani permasalahan kemacetan di Bali.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mengkaji pembangunan LRT Bali untuk menangani permasalahan kemacetan di Bali.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, Bali harus memiliki angkutan massal perkotaan. Tidak bisa lagi hanya menggunakan kendaraan pribadi, karena kunjungan wisata semakin masif.

Selain itu, kehadiran LRT diharapkan dapat mengatasi permasalahan kemacetan di Bali yang seringkali terjadi, khususnya di hari libur nasional dan keagamaan.

“Jangka panjangnya kita akan bangun kereta LRT di Bali dari bandara ke sejumlah titik yang selama ini lalu lintasnya padat, seperti di Sunset Road, Legian, dan Canggu,” ujar Budi Karya dalam siaran pers, Minggu (31/12/2023).

Baca Juga: Kemacetan di Bali, Menhub: Transportasi Massal Jadi Solusi

Menhub mengungkapkan, untuk membangun LRT membutuhkan waktu kurang lebih 3 sampai 4 tahun. “Minggu lalu kami sudah bertemu pihak dari Korea Selatan yang memberikan grant untuk feasibility study (FS) dan akan memberikan official development assistance (ODA) loan, untuk pembangunan LRT Tahap 1 dari bandara sampai Sunset Road,” tutur Budi Karya.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan bersama PJ Gubernur Bali S.M. Mahendra Jaya dan Kapolda Bali Ida Bagus Kade Putra Narendra membahas penanganan kepadatan lalu lintas dari dan menuju Bandara Ngurah Rai, Minggu (31/12).

Rapat koordinasi tersebut dihadiri sejumlah pihak seperti Otoritas Bandara, Jasa Marga, Jasa Raharja, Angkasa Pura Indonesia, serta unsur terkait lainnya.

Menhub mengungkapkan, salah satu upaya penanganan jangka pendek yang dilakukan yaitu, menyediakan shuttle bus dari dan ke bandara, serta beberapa titik wisata di Bali seperti Nusa Dua, Sentral Parkir Sunset Road, serta Benoa. Bus juga berkeliling di sepanjang Kuta, Legian, serta Canggu dengan headway 15 menit.

Baca Juga: Uang Nataru Berputar Kencang di Daerah Wisata

“Kami melalui Otoritas Bandara, bersama Kapolda, serta Gubernur Bali akan menginformasikan kepada masyarakat dan airlines, melalui media sosial bahwa tanggal 2 Januari 2024 kegiatan antar jemput bus shuttle sudah dijalankan,” ujar Menhub.

Menhub mengimbau kepada pemilik toko oleh-oleh dan restoran untuk membantu mengatur kendaraan para pengunjung, agar tidak menimbulkan kemacetan. “Begitu kapasitas penampungan parkirnya sudah penuh agar dibatasi tidak sampai keluar ke jalan. Saya mohon Pak Kapolda supaya menempatkan anggota dan memberikan pengertian,” tutur Menhub.

Untuk penanganan jangka menengah, akan dilakukan perbaikan di area bandara oleh Angkasa Pura yaitu berupa penambahan kapasitas parkir dan penambahan jalur kendaraan menjadi 4 jalur. Kemudian, mengupayakan dibangun flyover untuk akses jalan menuju bandara yang akan dikoordinasikan dengan Kementerian PUPR. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Sales Mastery [Mau Omzet Anda Naik? Ikuti Ini!] Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×