kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.891.000   25.000   1,34%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Atasi defisit neraca migas, perlu bangun kilang minyak baru


Minggu, 27 Januari 2019 / 07:46 WIB
Atasi defisit neraca migas, perlu bangun kilang minyak baru


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan kilang minyak bisa menjadi salah satu cara untuk menekan defisit neraca perdagangan. Sebab defisit neraca dagang Indonesia yang mencapai rekor terbesar sepanjang sejarah sebesar US$ 8,57 miliar di tahun lalu, disebabkan defisit neraca migas yang mencapai US$ 12,4 miliar.

"Impor tinggi karena minyak dan produk minyak, kalau mau balance ya memperbaiki struktur minyak," jelas mantan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang saat ini menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Darma Henwa Tbk saat ditemui Kontan.co.id, Jumat (25/1)

Upaya meningkatkan produksi produk minyak dari dalam negeri dengan cara membangun kilang minyak. Pembangunan kilang juga akan memacu pembangunan 16 industri turunannya. Dengan demikian, Indonesia tak lagi ketergantungan pada impor produk petrokimia.

Pertamina sendiri memiliki dua proyek besar yaitu pengembangan empat kilang lama dalam proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) di Balikpapan, Cilacap, Dumai, dan Balongan. Serta proyek pembangunan dua kilang baru dalam proyek Grass Root Refinery (GRR) yang rencananya akan dibangun di Tuban dan Bontang.

Sayangnya, perkembangan terbaru menunjukkan pembangunan kilang baru masih nihil, serta peningkatan kapasitas kilang lama dan pembangunan jaringan gas belum menunjukkan kemajuan berarti selama empat tahun terakhir.

Pekan lalu (17/1), Sekretaris Jenderal Asosiasi Daerah Penghasil Migas Andang Bachtiar menyebutkan  implementasi RDMP berupa pengembangan kapasitas kilang Cilacap, Plaju, Balongan, Dumai, dan Balikpapan dengan investasi Rp 246 triliun berjalan sangat lambat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×