kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.777   18,00   0,11%
  • IDX 7.480   0,54   0,01%
  • KOMPAS100 1.157   2,51   0,22%
  • LQ45 918   4,40   0,48%
  • ISSI 226   -0,78   -0,35%
  • IDX30 474   2,88   0,61%
  • IDXHIDIV20 571   3,56   0,63%
  • IDX80 132   0,52   0,39%
  • IDXV30 140   1,17   0,84%
  • IDXQ30 158   0,64   0,41%

Atasi banjir, pemerintah anggarkan Rp 2,3 triliun


Minggu, 08 April 2012 / 12:27 WIB
Atasi banjir, pemerintah anggarkan Rp 2,3 triliun
ILUSTRASI. Kinerja PT Petrosea Tbk (PTRO) di tahun 2020 ciamik


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Banjir yang terjadi pada awal April disebabkan oleh pendangkalan tiga sungai, yaitu Pesanggrahan, Angke, dan Sunter. Untuk mengatasi banjir di kawasan ketiga sungai itu, pemerintah telah mengalokasikan dana Rp 2,3 triliun.

Pelaksanaan proyek normalisasi hingga tahun 2014. Dengan dana Rp 600 miliar per tahun, proyek itu dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemerintah Provinsi DKI.

Kementerian Pekerjaan Umum menangani aspek teknis konstruksi, sedangkan Pemprov DKI akan membebaskan lahan di bantaran sungai.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu (7/4/2012), menjelaskan, dengan normalisasi tersebut, direncanakan kapasitas debit sungai meningkat empat kali lipat.

Pada tahun ini akan dilakukan normalisasi Kali Pesanggrahan sepanjang 8 kilometer (km) dan Kali Angke 6 km. Total normalisasi Kali Pesanggrahan 26,7 km dengan melebarkan sungai dari 10-15 meter pada saat ini menjadi 30-40 meter.

"Karena itu, debit sungai meningkat dari 30 m3 per detik menjadi 220,3 m3 per detik," ujar Sutopo, yang juga pakar hidrologi lulusan Institut Pertanian Bogor.

Normalisasi Sungai Angke dilakukan sepanjang 20 km, dengan melebarkan sungai dari 10-15 meter menjadi 27-30 meter pada akhir 2014. Jadi, kapasitas debit air juga akan meningkat 12,5 kali lipat, yaitu dari 16 m3/detik menjadi 200 m3/detik. Dana pelebaran dan pengerukan dua kali itu mencapai sekitar Rp 400 miliar.

Pendangkalan kali

Banjir yang terjadi Selasa hingga Rabu lalu disebabkan Kali Pesanggrahan, Krukut, Kali Angke, dan sebagian Kali Ciliwung meluap. Akibatnya, ribuan rumah di 75 rukun warga di Jakarta dan Tangerang terendam banjir.

Kondisi ini, menurut Sutopo, mengindikasikan tingkat pendangkalan kian besar. padahal, curah hujan ketika itu hanya sekitar 142 milimeter (mm) per hari, lebih kecil dibandingkan tahun 1996 yang mencapai 300 mm/hari dan tahun 2007 sebesar 340 mm/hari.

DAS Pesanggrahan yang seluas 177 km2 hampir 70 persen merupakan kawasan terbangun. Kawasan hijau yang tersisa hanya 7 persen. Adapun DAS Angke dengan luas 239 km2 hampir 60 persennya merupakan permukiman padat. Minimnya kawasan vegetasi menyebabkan 70 persen air hujan menjadi limpasan permukaan.

Kapasitas sungai saat ini hanya mampu menampung 20 persen debit banjir yang ada. Tingginya sedimentasi di sungai itu menyebabkan sekitar 80 persen debit sungai menjadi banjir.

Keberhasilan normalisasi tiga kali tersebut, menurut Sutopo, perlu peran serta masyarakat sekitar DAS. Itu karena proyek ini menuntut relokasi warga di daerah tersebut.

Peneliti dari Bidang Teknologi Mitigasi Bencana Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Lena Sumargana, menambahkan, pihaknya tengah mengembangkan sistem peringatan dini banjir di DAS, antara lain di Kali Bekasi, sejak tiga tahun lalu. Upaya itu melibatkan komunitas setempat untuk memantau ketinggian banjir di hulu dan menyampaikannya melalui radio amatir. Berdasarkan data, jika ketinggian air mencapai 200 cm di hulu, dalam waktu 4 jam akan berefek banjir di Jati Asih, Bekasi. (Tri Wahono/Kompas.com)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×