Reporter: Hans Henricus | Editor: Edy Can
JAKARTA. Gejolak harga minyak dunia mulai mengkhawatirkan pemerintah. Buktinya, pemerintah mulai merevisi sejumlah asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2012. Asumsi yang diubah yakni harga minyak mentah indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP), inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, asumsi harga minyak APBN 2012 yang sebesar US$ 90 per barel harus sudah tak sesuai lagi di saat harga minyak mentah mencapai US$115 per barel. "Kami mengajukan kepada DPR untuk percepatan penetapan APBNP dan menetapkan kembali asumsi yang realistik sesuai dengan keadaan," ujar SBY saat membuka sidang kabinet paripurna di kantor Presiden, Rabu (22/2).
Selain itu, pemerintah bakal meninjau ulang target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7% serta inflasi sebesar 5,3% lantaran lonjakan harga minyak akan mengganggu tercapainya target tersebut.
Salah satu pemicu utama lonjakan harga minyak dunia adalah gejolak politik antara Iran dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa. SBY bilang keputusan Iran menghentikan ekspor minyaknya ke beberapa negara di Eropa serta sanksi dari Amerika Serikat telah menjadi titik didih yang mengakibatkan harga minyak naik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News