Reporter: Edy Can | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemerintah berencana merevisi asumsi harga minyak mentah Indonesia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011. Pemerintah akan menaikkan asumsi dari US$ 80 per barel menjadi US$ 90-US$ 95 per barel.
Menteri Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, semua pihak bersikap realistis karena harga minyak mentah Indonesia sudah jauh dari perkiraan semula. "ICP (Indonesia Crude Price) sudah jauh dari perkiraan US$ 80 per barel. Saya kira (revisi) range-nya sekitar US$ 90-95 per barel,” katanya di acara Indonesia International Infrastructure Conference & Exhibition (IICE) di JHCC, kemarin.
Hatta mengakui, kenaikan harga minyak berpotensi meningkatkan pendapatan negara. Cuma, dia bilang kenaikan tersebut tidak dapat dipergunakan untuk sektor produktif seperti infrastruktur karena dimanfaatkan untuk subsidi yang ikut meningkat.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, ICP rata-rata US$ 113,07 per barel per Maret 2011. Harga ini naik sebesar US$ 9,76 per barel dari Februari lalu yang mencapai US$ 103,31.
Menurut Tim Harga Minyak Indonesia, peningkatan tersebut sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional. Kenaikan tersebut akibat situasi politik di kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah.
Sementara itu mengenai lifting minyak, Hatta memperkirakan akan meleset dari target 975.000 barel per hari. Ia berharap, melesetnya lifting tersebut tidak terlalu jauh, maksimal 5.000-10.000 barel per hari. (Srihandriatmo Malau/Tribunnews)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News