Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku usaha menilai Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia Korea (IK-CEPA) bukan hanya perluasan pasar. Perjanjian tersebut juga akan memengaruhi investasi Korea di Indonesia.
Pasalnya pada perjanjian tersebut investasi akan menjadi fokus utama Indonesia. "Tujuan aspeknya ada di investasi terutama otomotif," ujar Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani di Trade Expo Indonesia (TEI), Rabu (16/10).
Baca Juga: Ekspor Indonesia ke Korea Selatan ditargetkan naik hingga 20% setelah IK-CEPA diteken
Investasi yang masuk akan berorientasi pada ekspor. Indonesia juga memiliki perjanjian berkaitan dengan ekspor otomotif ke Australia dan Chile sebelumnya.
Meski begitu, nilai perdagangan dengan Korea dinilai Shinta juga akan besar. Namun, Investasi tetap akan menjadi kunci dari perjanjian tersebut. "Perdagangan walaupun besar, tapi juga investasi ini menjadi kuncinya. Jadi tidak hanya market access," terang Shinta.
IK-CEPA merupakan perjanjian yang dapat diselesaikan dengan cepat. Sebelumnya perundingan dimulai dimulai pada tahun 2012.
Namun perundingan sempat terhenti di tahun 2014. Kemudian pada Februari 2019, kedua negara sepakat melanjutkan perundingan dan menargetkan penyelesaian perundingan sebelum akhir 2019.
Baca Juga: Kemendag ingatkan lonjakan impor di tahun awal pemberlakuan IK-CEPA
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2018, Korea merupakan negara tujuan ekspor dan sumber impor ke-6 terbesar bagi Indonesia. Total nilai perdagangan kedua negara mencapai US$ 18,62 miliar.
Total ekspor Indonesia ke Korea tercatat sebesar US$ 9,54 miliar. Sementara total impor Indonesia dari Korea tercatat sebesar US$ 9,08 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News