Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 mencetak surplus pada Januari 2022. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat mencatat surplus APBN pada periode laporan sebesar Rp 90,8 triliun atau 0,43% % dari produk domestik bruto (PDB).
Adapun, bila tidak dihitung pembayaran bunga utang, keseimbangan primer mengalami surplus Rp 113,9 triliun, dan melonjak dua kali lipat dari situasi pada periode sama di 2022. Keseimbangan primer sendiri merupakan total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.
“Situasi APBN pada bulan pertama (2023) mengalami surplus Rp 90,8 triliun, atau 0,43% dari PDB. Ini adalah surplus yang sangat tinggi. Untuk keseimbangan primer bahkan surplus Rp 113,9 triliun,” tutur Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KITA belum lama ini.
Sri Mulyani mengatakan, kinerja APBN pada Januari 2023 yang mencatat surplus bersih Rp 90,8 triliun. Hal itu didapat berkat adanya kenaikan pendapatan negara yang mencapai 48,1% dibandingkan pendapatan negara pada periode sama tahun lalu.
Baca Juga: Naik 48,6%, Penerimaan Pajak Capai Rp 162,23 Triliun pada Januari 2023
Pendapatan negara pada Januari 2023 mencapai Rp 232,2 triliun atau 9,4% dari target yang sebesar Rp 2.463 triliun. Realisasi ini terdiri dari penerimaan pajak yang sebesar 162,2 triliun atau 9,2% dari target, dan penerimaan kepabeanan dan cukai yang mencapai Rp 24,1 triliun atau 8% dari target.
Kemudian, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) realisasinya mencapai Rp 45,9 triliun atau 10,4% dari target, dan tumbuh 103% dari realisasi pada periode sama tahun lalu.
“(Pendapatan Negara) ini adalah kenaikan lebih tinggi lagi dibanding akhir tahun 2022, dan ini tentu mencerminkan kondisi perekonomian secara keseluruhan,” kata Dia.
Sementara itu, belanja negara pada periode tersebut juga tetap tumbuh yakni sebesar Rp 141,4 triliun. Jumlah itu sekitar 4,6% dari target, dan tumbuh 11,2% dari periode sama tahun lalu.
Belanja negara ini terdiri dari belanja pemerintah pusat (BPP) yang realisasinya sebesar Rp 83,2 triliun atau 3,7% dari target, dan transfer ke daerah (TKD) yang realisasinya mencapai Rp 58,2 triliun atau 7,1% dari target.
Lebih lanjut, Dia mengatakan, melihat kondisi surplus APBN pada Januari 2023, diharapkan bisa menjaga momentum pemulihan, konsolidasi dan penyehatannya tetap terjaga.
Baca Juga: Kemenkeu Catat Realisasi Belanja Pemerintah Pusat pada Januari Capai Rp 83,2 Triliun
Selain itu, pembiayaan anggaran juga akan tetap dijaga dengan baik. Realisasinya pada awal tahun ini mencapai Rp 95,9 triliun atau 16% dari pagu.
Meskipun kinerja APBN di awal tahun menunjukkan hasil cemerlang, Sri Mulyani tidak mau gegabah. Pasalnya, situasi perekonomian khususnya di tingkat global kini masih belum menentu, sehingga pemerintah harus siap siaga untuk menghadapi segala situasi yang ada.
“Situasi dari Indonesia terus optimis namun waspada tergambarkan juga pada pelaksanaan APBN di bulan pertama 2023,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News