kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

APBN 2013 sebaiknya fokus ke pertanian dan olahan


Kamis, 16 Agustus 2012 / 07:14 WIB
APBN 2013 sebaiknya fokus ke pertanian dan olahan
ILUSTRASI. Kurs dollar-rupiah Bank Mandiri hari ini Selasa 13 Juli 2021, cek sebelum tukar valas1. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Tahun 2013 pemerintah disarankan memberikan perhatian kepada sektor pertanian dan industri pengolahan. Dua sektor tersebut dapat diprediksi banyak membuka lapangan pekerjaan secara luas dan pengentasan kemiskinan. Hal tersebut lahir dari diskusi yang diadakan Koalisi Masyarakat Sipil, Rabu (15/8).

"Belanja modal 200 triliun pemerintah dapat di arahkan ke program-program pertanian seperti pembukaan lahan kemudian juga stimulus untuk petani, dan industri pengolahan. Dengan menggenjot di sektor pertanian maka impor akan jauh lebih kurang," ujar Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Sekjen FITRA) Yuna Farhan, salah satu dari koalisi masyarakat sipil.

Menurut FITRA belanja modal yang dilakukan pemerintah tahun ini hanya 32% yang tepat sasaran untuk pertumbuhan perekonomian. Seperti pembangunan jalan, pertanian dan infrastruktur lainnya. Sedangkan 68% dihabiskan untuk kepentingan birokrasi yang kurang perlu seperti pembangunan gedung pemerintah, mobil dinas, dan biaya pemeliharaan lainnya.

Diharapkan porsi belanja modal pemerintah sebesar Rp 200 triliun di tahun 2013 setidaknya 60% yang tepat sasaran ke pertumbuhan perekonomian dan 40% yang disebut untuk biaya kepentingan birokrasi. Selain itu alokasi belanja pemerintah diharapkan 75%nya di luar pulau Jawa.

Sebelumnya Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebutkan bahwa struktur pekerja di bidang pertanian terus menurun. Dari 38% bekerja di sektor pertanian di tahun 2011 menjadi 36,5% di tahun 2012.

Menurut Kepala Bappenas Armida Alisjahbana perubahan struktur pekerja di Indonesia ini efek positif dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Para pekerja sektor pertanian sudah banyak yang meninggalkan pedesaan kemudian beralih ke sektor jasa perkotaan. Pekerja sektor pertanian mengalami surplus labour, jadi produktivitasnya tidak efektif.

Sedangkan menurut Yuna surplus tenaga kerja ini terjadi karena lahan garapan yang semakin terbatas karena tidak adanya distribusi lahan kembali. "Makanya program pembukaan lahan akan menyerap tenaga kerja. Yang diharapkan tenaga kerja yang ada di pedesaan bisa lari ke sektor pertanian. Seharusnya pemerintah mengarah ke sana. Karena pertanian itu sektor yang fundamental sekalipun di negara maju," kata Yuna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×