Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can
JAKARTA. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan pemerintah berniat merevisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011 pada semester kedua tahun ini. Revisi ini terkait pergerakan harga minyak mentah.
Agus mengatakan, kenaikan harga minyak mentah akan berdampak pada defisit anggaran. "Karena kita memasukkan unsur anggaran pendidikan yang mesti ditambah dengan adanya kenaikan ICP tentu berdampak pada defisit yang meningkat," katanya, Kamis (19/5).
Catatan saja, harga minyak mentah Indonesia (ICP) kian jauh dari asumsi APBN 2011 yang sebesar US$ 80 per barel. Menurut data Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), harga rata-rata minyak mentah Indonesia pada April lalu telah mencapai US$ 123,36 per barel.
Pemerintah mengaku akan terus memonitoring gejolak harga minyak terhadap ketahanan fiskal. Walaupun, Agus mengatakan penerimaan dan pengeluaran migas tidak memberikan dampak yang negatif.
Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro menambahkan, variabel net migas sebenarnya masih positif. Cuma, dia bilang pemerintah juga harus memperhatikan penguatan kurs dan produksi minyak.
Bambang bilang, penguatan kurs memberikan dampak positif terhadap anggaran. Sebab, dia bilang setiap penguatan Rp 100 akan meningkatkan surplus.
Namun, anggaran menjadi terbebani lantaran produksi minyak tidak mencapai target. Asal tahu saja, hingga saat ini, produksi minyak hanya sebesar 907.000 barel per hari. Jumlah ini masih jauh dibawah target yang sebesar 970.000 barel per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News