kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Antisipasi vaksin tertunda, pengusaha harap pemerintah lakukan lobi dengan produsen


Minggu, 28 Maret 2021 / 20:56 WIB
Antisipasi vaksin tertunda, pengusaha harap pemerintah lakukan lobi dengan produsen
ILUSTRASI. Vaksin AstraZeneca. REUTERS/Benoit Tessier


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terkait adanya embargo vaksin AstraZeneca di India, Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippindo) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang berharap, pemerintah dapat melakukan lobi terhadap produsen vaksin kembali untuk dapat menutupi vaksin yang tertunda.

Hal tersebut mengingat agar adanya embargo vaksin AstraZeneca di India tidak mengganggu jadwal vaksinasi yang telah disiapkan. Khusus juga program vaksinasi gotong royong, Sarman berharap agar PT Bio Farma juga dapat dibantu untuk mendapatkan vaksin.

"Karena jika vaksin tertunda tentu dapat mengganggu jadwal vaksinasi,ini akan memperlambat proses pemulihan perekonomian nasional," kata Sarman kepada Kontan.co.id pada Minggu (28/3).

Baca Juga: Pengiriman vaksin AstraZeneca terkendala embargo di India, ini kata ekonom Indef

Namun, Sarman meyakini bahwa dengan jaringan yang sudah dimiliki Pemerintah maka, terkait potensi penundaan pengiriman akan dapat teratasi. "Kita sangat yakin dengan jaringan yang dimiliki Pemerintah akan mampu mengatasi hal ini," imbuhnya.

Sarman menyebutkan saat ini vaksinasi menjadi salah satu tumpuan dalam rangka kesehatan, keselamatan masyarakat dan percepatan pemulihan perekonomian nasional.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa, adanya embargo vaksin AstraZeneca di India lantaran terjadi kenaikan kasus disana. Budi menambahkan, vaksin AstraZeneca dan Novavax sendiri diproduksi cukup besar di India.

"Ada berita buruk, India itu termasuk yang naik kasusnya. Karena dia naik di embargo vaksinnya nggak boleh keluar AstraZeneca yang dikirim ke WHO atau GAVI. Akibatnya panik WHO dan GAVI karena memang India adalah pabrik vaksin terbesar di dunia di luar China," jelas Budi dalam acara Rilis Survei Nasional Charta Politika secara virtual pada Minggu (28/3).

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Minggu (28/3): Tambah 4.083 kasus baru, tetap jaga jarak

Lantaran adanya embargo di India maka berakibat berkurangnya supply vaksin di Indonesia. Seharusnya Indonesia kedatangan jatah 11,7 juta vaksin AstraZeneca dalam periode bulan Maret sampai April 2021. Dengan adanya embargo maka WHO disebut melakukan realokasi pengiriman vaksin.

"Kita harusnya dapat jatah sekitar 11,7 juta pada Maret - April, apatnya baru kayak kemarin yaitu 1,1 juta. Nah yang 10,6 juta (dosis) nyangkut," kata Budi.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×