CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Antisipasi Perlambatan Ekonomi Global, Pemerintah Siapkan Sejumlah Kebijakan


Jumat, 04 Agustus 2023 / 15:41 WIB
Antisipasi Perlambatan Ekonomi Global, Pemerintah Siapkan Sejumlah Kebijakan
ILUSTRASI. Aktifitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/6/2023). Antisipasi Perlambatan Ekonomi Global, Pemerintah Siapkan Sejumlah Kebijakan.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah terus melakukan antisipasi perlambatan ekonomi global tahun ini. Sebab perlambatan ekonomi global dikhawatirkan menyebabkan penurunan permintaan global dan berpengaruh terhadap kinerja ekspor Indonesia ke depan.

Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan sekaligus Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto menyampaikan, untuk meningkatkan resiliensi perekonomian nasional, diperlukan transmisi peningkatan kinerja ekspor melalui berbagai kebijakan.

Kebijakan tersebut seperti pembentukan Satgas Peningkatan Ekspor, Revisi Peraturan Pemerintah terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE), dan penguatan implementasi Local Currency Settlement (LCS).

Baca Juga: Ekonom Indef Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2023 Capai 5,45%

Sedangkan untuk menjaga resiliensi industri manufaktur tetap tinggi dalam menghadapi berbagai tantangan baik domestik maupun global, Pemerintah terus berupaya melakukan perbaikan-perbaikan melalui berbagai kebijakan seperti penguatan pasar dalam negeri melalui Bangga Buatan Indonesia, Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri  (P3DN), serta substitusi impor dan peningkatan ekspor.

“Jadi bagaimana pentingnya kinerja ekspor kita ini tetap terjaga, sehingga kita tetap punya peran walaupun ekonomi global melambat, ekspor kita tetap terjaga sehingga nanti efeknya pertumbuhan ekonomi kita juga tetap terjaga,” tutur Haryo dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/8).

Adapun pemerintah juga tengah mendorong sektor industri karena berperan penting sebagai penggerak dan penopang utama perekonomian nasional bahkan meski terdapat gejolak dan tantangan akibat pandemi Covid-19.

Dari sisi lapangan usaha, sektor industri pengolahan masih memberikan kontribusi terbesar pada struktur PDB nasional sebesar 18,57%, dimana di kuartal I 2023 tumbuh 4,43% (yoy). 

Baca Juga: Naik 25%, Kucuran Kredit Bank Sampoerna Capai Rp 10,9 Triliun di Semester I 2023

Haryo mengungkapkan, partisipasi terhadap realisasi investasi juga cukup besar, data BKPM menunjukkan hingga semester 1 2023 industri pengolahan manufaktur berkontribusi 39,8% terhadap total investasi yang mencapai Rp270,3 triliun atau naik 17% (yoy).

Angka ini merupakan kontribusi terbesar kedua setelah sektor jasa (41,9%) atau Rp284,1 triliun.

Selain itu, ekspektasi perusahaan manufaktur Indonesia juga impresif, bertahan di level positif yakni 53,30 di bulan Juli 2023. Kemudian dari sisi neraca perdagangan, Indonesia surplus selama 38 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

“Ini capaian yang bagus di tengah isu perlambatan ekonomi global. Mudah-mudahan dari sektor industri ini, dari neraca perdagangan kita bisa tetap menjaga surplus,” jelasnya.

Dia menambahkan, dalam rangka penguatan industri dalam negeri, Pemerintah terus mendorong akselerasi kebijakan hilirisasi industri berbasis SDA. Dengan program hilirisasi, produk-produk dalam negeri tidak hanya dapat menggantikan barang impor, namun juga dapat memasok kebutuhan dunia dalam rangka partisipasi rantai pasok global.

Baca Juga: Dukung Transisi Energi, Xurya Tawarkan Layanan PLTS Atap untuk Industri

“Terkait kebijakan hilirisasi industri, ini yang sedang betul-betul di setiap kami membuat siaran pers, maupun publikasi terkait industri di Kedeputian 5, kami selalu kaitkan dengan hilirisasi industri yang memang sekarang sedang di dorong Pemerintah,” ujarnya.

Lebih lanjut untuk meningkatkan perekonomian dalam negeri, Pemerintah juga tengah fokus dalam perbaikan kemudahan berusaha untuk mendorong investasi, dengan meluncurkan Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA), mengeluarkan Daftar Prioritas Investasi (DPI), dan mendirikan Lembaga Pengelola Investasi (LPI).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×