kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Antisipasi krisis ekonomi, kebijakan yang lebih preventif dibutuhkan


Minggu, 24 Oktober 2021 / 15:06 WIB
Antisipasi krisis ekonomi, kebijakan yang lebih preventif dibutuhkan
ILUSTRASI. Untuk mengurangi beban ekonomi akibat krisis ekonomi, kebijakan yang lebih preventif dibutuhkan.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro membagikan resep agar Indonesia bisa bertahan dari krisis ekonomi yang sekarang tengah dihadapi. Indonesia saat ini sedang mengalami krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Bambang mengatakan, untuk mengatasi kondisi krisis akibat pandemi tersebut, pemerintah harus terus berupaya mempercepat vaksinasi dan mereformasi sistem kesehatan. Tujuannya untuk mencegah terjadinya penularan yang cepat dan juga memberatkan penderitanya.

“Jadi intinya kita harus mengarahkan agar ekonomi kita bisa efektif daripada nanti kita harus selalu berupaya untuk memulihkan kondisi ekonomi yang sudah memburuk karena terkena dampak yang besar,” kata Bambang dalam acara peluncuran buku 25 Tahun Kontan : Melintasi 3 Krisis Multidimensi, Minggu (24/10).

Baca Juga: Kenaikan harga minyak dunia diproyeksi bisa menyulut inflasi dalam negeri

Bambang menekankan agar kebijakan perekonomian Indonesia bisa menjadi lebih preventif dan tidak tergantung kepada kebijakan yang kuratif. Dia menceritakan saat krisis tahun 1998, saat itu kebijakan pemerintah lebih bersifat kuratif. Jadi, upaya dalam bentuk apapun dilakukan pemerintah agar perekonomian pada krisis saat itu bisa segera kembali normal.

Akibatnya, saat krisis tahun 1998, beban utang pemerintah menjadi yang sangat besar dan bahkan masih berpengaruh hingga saat ini. 

Bambang menyebut, dari krisis tahun 1998 pemerintah banyak belajar  dan kemudian mendorong reformasi ekonomi. Reformasi yang dimaksud adalah dengan melakukan reformasi di bidang institusi dan reformasi untuk kebijakan.

“Untuk institusi sudah disampaikan juga mengenai munculnya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Kemudian munculnya OJK,” kata Bambang.

Selanjutnya: Dua tahun Jokowi-Ma'ruf Amin, masih ada PR masalah fiskal hingga pengangguran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×