kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dua tahun Jokowi-Ma'ruf Amin, masih ada PR masalah fiskal hingga pengangguran


Jumat, 22 Oktober 2021 / 20:00 WIB
Dua tahun Jokowi-Ma'ruf Amin, masih ada PR masalah fiskal hingga pengangguran
ILUSTRASI. Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin genap dua tahun berjalan.


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Genap sudah dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Pada periode kedua ini, 2 tahun pertama Jokowi harus dilalui dengan kondisi pandemi virus corona (Covid-19). Penanganan yang lambat membuat ekonomi Indonesia terpukul cukup dalam.

"Ada banyak problem dalam hal penanganan pandemi dari sisi kesehatannya dan itu akhirnya berdampak pada sisi ekonominya," ujar Direktur Eksekutif Center of Reform in Economics (Core) Mohammad Faisal saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (22/10).

Pada tahun 2021, Faisal bilang, penanganan pandemi Covid-19 dilakukan dengan lebih baik. Hal itu baik dalam sisi penanganan kesehatan mau pun dalam sisi seraoan anggaran untuk mengatasi krisis.

Meski begitu, terdapat tantangan ke depan yang harus dikerjakan oleh pemerintah. Termasuk membereskan masalah yang timbul akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Hipmi: Menteri-menteri di sektor ekonomi prospeknya cukup bagus

Fasial bilang, masalah fiskal menjadi perhatian mengingat kelonggaran defisit anggaram harus kembali normal pada tahun 2023. Sehingga pada tahun 2022, kebijakan fiskal pun akan lebih ketat.

"Kalau fiskal lebih ketat dikhawatirkan pemulihan ekonomi bisa mengerem, ini yang dikhawatirkan," terang Faisal.

Faisal mengatakan, pemulihan ekonomi harus terus berjalan. Tantangan lain yang perlu dihadapi dengan baik berkaitan dengan pengentasan kemiskinan.

Kondisi pandemi Covid-19 membuat pengentasan kemisikinan semakin sulit karena bertambahnya masyarakat miskin di Indonesia. Selain itu, masalah ketenagakerjaan juga menjadi perhatian ke depan.

"Kesulitan penciptaan lapangan kerja untuk menyerap tenaga kerja," jelas Faisal.

Pandemi Covid-19 ikut membuat pembukaan lapangan kerja melambat. Bahkan, Faisal menyebut, ke depan angka pengangguran muda Indonesia bisa bertambah tinggi karena persaingan semakin ketat dengan pekerja yang lebuh senior yang berhenti bekerja akibat pandemi Covid-19.

Faisal juga mengingatkan agar pemerintah tak terburu-buru dalam mengambil kebijakan fiskal. Kesalahan pengambilan kebijakan fiskal dapat menjadi serangan balik bagi upaya pemulihan ekonomi.

Selanjutnya: Jubir beberkan pencapaian dua tahun pemerintahan Jokowi-Maruf Amin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×