Reporter: Ratih Waseso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menuturkan, untuk mengantisipasi terjadinya kepadatan lalu lintas, telah disiapkan pemberlakuan manajemen rekayasa lalu lintas. Adapun rekayasa lalu lintas yang disiapkan seperti one way atau contra flow.
Menurutnya, rekayasa lalu lintas menjadi kewenangan dari Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri. Namun Budi meminta agar penerapan rekayasa lalu lintas juga memperhatikan dampaknya pada jalan lain dan arah balik.
“Korlantas Polri memiliki kewenangan untuk menerapkan rekayasa lalu lintas di lapangan, namun saya minta rekan-rekan kepolisian dalam menerapkan rekayasa lalin juga memperhatikan dampak yang akan terjadi di cabang-cabang jalan lainnya dan juga jalur di arah balik,” kata Budi dalam keterangan tertulis, Jumat (23/12).
Jalur Tol Jakarta, Cikampek hingga Semarang, menjadi salah satu titik krusial terjadinya kepadatan di masa libur natal dan tahun baru. Adapun sejumlah jalur tol baru yang perlu diantisipasi terjadi kepadatan yaitu Cisumdawu dan Jakarta Cikampek 2, yang berpotensi terjadi kepadatan.
Baca Juga: Sebanyak 142.807 Penumpang Padati Bandara Soekarno Hatta pada H-2 Natal
Selain itu, beberapa titik jalan juga menjadi perhatian karena berpotensi terjadi banjir karena adanya cuaca ekstrem di akhir tahun yaitu di Km 136, Km 151, dan jalan nasional di Jembatan Sungai Cipunegara, Subang, Jawa Barat.
“Jalur tol dari Jakarta sampai ke Semarang kita prediksi akan terjadi kepadatan. Dari pemantauan kami lewat udara, terlihat peningkatan sudah terjadi namun belum ada kemacetan atau lalu lintas yang tersendat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Budi meminta pihak kepolisian untuk melakukan pengawasan di daerah wisata dan melakukan penegakan hukum terhadap bus-bus pariwisata yang melanggar ketentuan.
Masyarakat yang bepergian menggunakan sepeda motor dihimbau agar berhati-hati dan tetap mengutamakan keselamatan. Ia menghimbau agar masyarakat yang menggunakan sepeda motor sebaiknya jangan melakukan perjalanan lebih dari 100 km.
"Karena dari statistik menunjukkan kecelakaan jalan tertinggi melibatkan para pengguna sepeda motor,” kata Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News