Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim kemarau panjang yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia telah mulai mengkhawatirkan. Karena kemarau panjang ini telah menyebabkan kekeringan di sejumlah sentra pertanian yang berpotensi menimbulkan gagal panen.
Karena itu pemerintah akan melakukan modifikasi cuaca khususnya di Pulau Jawa hingga ke Nusa Tenggara pada pekan depan.
Baca Juga: Kejar target ekspor, Kemenperin gaet BPPT di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT)
Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tri Handoko Seto mengatakan, akan dibuat dua posko untuk modifikasi cuaca.
"Posko akan diletakkan di Bandara Halim Perdanakusuma dan di Kupang," ujarnya, Selasa (30/7).
Saat ini, seluruh bahan dan alat untuk melakukan modifikasi cuaca telah siap. Namun, BPPT masih menunggu pesawat yang digunakan untuk melakukan modifikasi cuaca milik TNI.
Baca Juga: Ini wilayah dengan potensi hujan cukup rendah dalam tujuh hari ke depan menurut BMKG
Sebelumnya, BPPT juga telah melakukan modifikasi cuaca di Riau. Hal itu untuk mengantisipasi kebakaran hutan yang terjadi di Riau. "Modifikasi Riau sudah 114 jam ditambah 36 jam ditambah 21 jam terbang dari 3 pesawat berbeda," terang Seto.
Kebakaran hutan di Indonesia membutuhkan curah hujan untuk pemadaman. Pasalnya lahan gambut di Indonesia dapat mencapai kedalaman 36 meter.
Baca Juga: Antisipasi kekeringan, operasi teknologi modifikasi cuaca dijalankan hingga September
Kebakaran pada lahan gambut di Indonesia tidak cukup dipadamkan dengan bom air. Hal itu hanya aman memadamkan api yang bwrada di permukaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News