kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Antisipasi efek corona ke ekonomi, pemerintah cari akal genjot konsumsi masyarakat


Kamis, 13 Februari 2020 / 17:54 WIB
Antisipasi efek corona ke ekonomi, pemerintah cari akal genjot konsumsi masyarakat
ILUSTRASI. Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Mataram mengukur suhu tubuh wisatawan asing yang tiba menggunakan kapal cepat di Pelabuhan Bangsal, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Rabu (12/2/2020). Menyusul merebaknya wabah virus Novel C


Reporter: Abdul Basith | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah mengkaji berbagai upaya untuk menggenjot ekonomi di tengah ancaman penyebaran virus corona (COVID-19)

Penyebaran virus corona yang terjadi di China akan berdampak pada ekonomi Indonesia. Guna mengantisipasi hal tersebut, konsumsi rumah tangga akan digenjot menjadi faktor utama pendorong ekonomi khususnya pada kuartal I ini.

"Pada kuartal I ini akan ada mendorong konsumsi belanja negara maka upayakan konsumsi rumah tangga," ujar Staf Ahli Kemenko Perekonomian Raden Edi Prio Pambudi di Kantor Staf Presiden, Kamis (13/2).

Baca Juga: Ruang penurunan suku bunga kredit masih terbuka, begini kata ekonom

Salah satu yang dipertimbangkan adalah mengadakam festival belanja online. Hal itu melihat kesuksesan transaksi dalam Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).

Meski begitu, upaya tersebut tengah dikaji oleh pemerintah. Pasalnya penjualan Harbolnas juga perlu dicek melihat asal barang.

"Jangan-jangan barang dari China juga. Percuma kalau barang enggak ada," terang Edi.

Oleh karena itu, produk domestik pun harus digenjot untuk bisa memasok jumlah besar. Sejalan dengan itu, Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Arif Baharudin bilang perlu merealisasikan program.yang dapat mendorong konsumsi.

"Langkah antisipasi kita berusaha jaga konsumsi masyarakat. Kita realisasikan belanja kementerian lembaga seperti bantuan sosial dan program keluarga harapan (PKH)," jelas Arif.

Tidak hanya itu sektor belanja padat karya juga perlu didorong. Salah satunya proyek infrastruktur baik yang berada di pemerintah pusat mau pun daerah.

Stimulan dalam sektor perekonomian juga perlu untuk dilakukan. Termasuk pada program kredit usaha rakyat (KUR) agar mampu menjaga ekonomi Indonesia.

"Mempercepat program KUR dan perluasan sasaran ada hal-hal yang kita lakukan menaikkan misal dari 6 juta ke 10 juta, plafon juga dinaikkan, mikro agunan juga dinaikkan," imbuh Arif.

Baca Juga: Pemerintah masih memantau dampak penyebaran virus corona terhadap impor dari China

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×