Reporter: Leni Wandira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menyatakan masalah terbesar di Pemilihan Umum (Pemilu) terjadi bukan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) melainkan sebelumnya.
"Kami ingin sampaikan pada semua, dari temuan sementara, kami menemukan masalah terbesar bukan di TPS tapi kegiatan pra-TPS," kata Anies pada wartawan di Posko Tim Hukum AMIN, Jakarta, Selasa (20/2).
Menurut Anies, masalah tersebut lantas akhirnya berpengaruh pada aktivitas di TPS sehingga tak mencerminkan aspirasi rakyat yang semula ada.
Baca Juga: Tanggapi Hasil Hitung Cepat Pemilu, Jokowi: Sabar, Tunggu Hasil Resmi KPU
"Ini temuan yang paling mendasar dan mengkhawatirkan. Jadi kualitas dari hasil Pemilu yang sesungguhnya harus mencerminkan aspirasi rakyat di dalam temuan justru sebagian bukan aspirasi rakyat," tuturnya.
"Sehingga sebagian adalah aspirasi yang dipaksakan kepada rakyat yang sebagai sebuah praktek ketidakjujuran ini mengganggu demokrasi kita," lanjut Anies.
Lebih lanjut, Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia apapun pilihannya tetap harus mengutamakan Pilpres yang jujur dan adil.
Baca Juga: Ada Pelanggaran Etika Saat Pendaftaran, Apakah Penetapan Cawapres Gibran Batal?
"Saya ingin mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia apapun pilihannya Pilpres saudara-saudara sekalian tapi harus memilih Pilpres yang jujur," tegas Anies.
"Keberhasilan atas kejujuran akan menghasilkan kekuatan moral yang kuat, tapi jika keberhasilan yang ditopang dengan pelanggaran maka dia menghasilkan cacat moral yang berdampak besar," ujarnya.
Buktikan Kecurangan
Capres dari Koalisi Perubahan itu tak ingin bertindak gegabah dengan menyebut adanya kecurangan-kecurangan dalam Pemilu sebelum ada bukti-bukti yang jelas.
"Kami tak mau gegabah, tidak ada di hari pertama, kedua deklarasi kecurangan ini-itu, tidak, karena kami ingin menghormati rakyat Indonesia dengan mendapat informasi yang akurat, matang dan sudah terverifikasi," tukasnya.
Baca Juga: Pakar Kejahatan Perang AS Ditunjuk Sebagai Penasihat Khusus untuk Penyelidikan Trump
"Itulah sebabnya tim hukum bekerja lengkap dan kami bersyukur sampai dengan daerah itu komplit mengumpulkan semua data dan kami tidak ingin memberikan informasi yang sekedar kontroversi," tandas Anies.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News