CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Anggota DPRD Jakarta Tersangkut Pemerasan Winny Hassan


Kamis, 16 April 2009 / 10:10 WIB


Reporter: Diade Riva Nugrahani |


JAKARTA. Seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta, tersangkut kasus pemerasan terhadap Direktur Utama Bank DKI Winny Erwindia Hassan. Anggota dewan itu memperkenalkan pelaku pemerasan ke Winny.

Selasa lalu, (14/4), Polisi telah meminta keterangan Wakil Ketua DPRD Jakarta, Ilal Ferhard. Sementara ini, statusnya masih sebagai saksi. "Kami masih menunggu surat izin dari Mendagri untuk memeriksa anggota DPRD itu," ungkap Direktur I Keamanan dan Transnasional Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Brigadir Jenderal (Pol), Bachtiar Tambunan, Rabu (15/4).

Sementara ini, polisi minta keterangan Ilal karena kapasitasnya sebagai orang yang mengenalkan korban ke pelaku. Namun tidak menutup kemungkinan, Ilal bisa diseret sebagai tersangka jika terbukti terlibat. "Kita tunggu pemeriksaannya," ujar Bachtiar

Ilal mengaku, polisi hanya meminta keterangan, memeriksanya sebagai saksi. "Saya bukan diperiksa, tapi memberi keterangan ke polisi," elaknya, Rabu (15/4). Ia mengaku berinisiatif setelah mendapat kabar soal kasus ini. "Saya menjelaskan, bagaimana perkenalan dua orang itu dengan Bu Winny," ujarnya.

Ilal mengaku kenal dua orang itu dari salah seorang temannya di Partai Demokrat. Ia hanya dimintai tolong mengenalkan mereka lantaran Bu Dirut, begitu sapaan Winny, tersangkut kasus korupsi.

Minggu (12/4) petang, Polisi telah meringkus dua pelaku pemerasan ketika sedang melakukan transaksi di sebuah restoran. Mereka mengaku polisi berpangkat brigadir jenderal dan komisaris besar.

Menurut laporan Winny ke polisi, sekitar awal April lalu, ia menemui dua orang itu lewat perantara Ilal. Saat pertemuan, dua orang itu mengancam akan membongkar kebobrokan dalam institusi tempat Winny bekerja. Mereka berjanji bakal membereskan masalah ini jika Winny menyerahkan duit sebanyak Rp 1 miliar.

Tahu ada gelagat tak baik, Winny berupaya menjebak pelaku dengan memberi umpan sebesar US$ 30.000. Ketika ditagih lagi uang Rp 1 miliar, Winny segera melaporkan hal ini ke polisi. Saat mau transaksi, pelaku ditangkap.

Tahu kejadiannya menjadi semakin ruwet, Ilal mengaku kecewa. "Padahal, niat saya sebenarnya adalah ingin membantu. Ternyata, saya malah apes," ujarnya. Ia kesal karena dirinya juga tertipu karena percaya bahwa mereka adalah polisi beneran. "Penampilan dan tampang mereka meyakinkan sekali," ujarnya.

Sayangnya, sampai berita ini diturunkan, KONTAN masih belum mendapatkan tanggapan dari Winny. Pesan singkat maupun telepon ke nomor ponselnya tak mendapat jawaban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×