Reporter: Indra Khairuman | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan mengubah wajah anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) secara permanen.
Wijayanto Samirin, Ekonom Universitas Paramadina menyebut MBG adalah program yang sekali diluncurkan tidak mungkin dikurangi, apalagi dihentikan.
“Siapapun yang menghentikan program ini akan berhadapan langsung dengan rakyat,” ujarnya, dalam acara yang diadakan secara daring oleh Institut Harkat Nasional (IHN) dan Universitas Paramadina dengan tema Makan Bergizi Gratis (MBG): Cerita Sukses atau Mimpi Buruk Pemerintahan Prabowo?, Rabu (12/2).
Baca Juga: Menakar Dampak Efisiensi Anggaran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Dalam hitungannya, biaya pelaksanaan BMG akan mencapai Rp 420 triliun pada 2026 dan jumlahnya berpotensi meningkat menjadi Rp. 500 triliun pada 2029.
Melihat besarnya besarnya kebutuhan anggaran tersebut, Wijayanto memperkirakan, ada risiko pemangkasan anggaran demi mengakomodasi biaya MBG.
Baca Juga: Sri Mulyani: Program Makan Bergizi Gratis Seperti Melaksanakan Hajatan
“Sementara itu, biaya non direksi, termasuk pensiun dan bunga utang, terus meningkat. Dampaknya, APBN tidak memilik cukup ruang fiskal, sehingga inovasi dan program kerja pemerintah menjadi semakin sulit untuk dilaksanakan,” tambahnya.
Dengan proyeksi biaya yang terus meningkat, tantangan bagi pemerintah untuk menjaga stabilitas keuangan negara semakin besar. Perencanaan yang matang diperlukan agar program-program sosial tidak mengorbankan sektor-sektor penting lainnya dalam APBN.
Selanjutnya: Menteri ESDM Tawarkan Investor Bangun Pabrik LPG di Indonesia
Menarik Dibaca: Diet untuk Penderita Asam Urat Lengkap dengan Menu Makanannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News