kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Anggaran Online Single Submission Kecil, Menteri Bahlil Beri Perumpamaan Begini


Sabtu, 10 Juni 2023 / 07:50 WIB
Anggaran Online Single Submission Kecil, Menteri Bahlil Beri Perumpamaan Begini


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggaran pengembangan Online Single Submission (OSS) yang minim disentil Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.

Padahal, banyak kalangan menuntut agar kinerja OSS ini bisa cepat dan tanggap dalam membantu perizinan berusaha, namun kenyataanya tidak sesuai yang diharapkan.

Bahlil menilai, anggaran OSS yang sebesar Rp 30 miliar terlalu minim sehingga tidak bisa memberikan ekspektasi lebih kepada investor dan publik. Dia mengakui secara sistem OSS sudah cukup bagus, akan tetapi kinerjanya tidak sesuai harapan karena minimnya anggaran yang diberikan.

“OSS dibangun hanya Rp 30 miliar. Jadi ibarat mobil, OSS ini seperti Avanza rusak, tapi investor dan publik maunya seperti Mercy. Ya memang enggak ada barang bagus harganya murah,” ujarnya saat melakukan rapat kerja bersama Komisi XI VI DPR RI, Jumat (9/6).

Baca Juga: Bahlil Sebut Arab Saudi Minat Investasi di IKN

Agar kinerja OSS semakin baik, Bahlil berharap aka ada tambahan anggaran yang disetujui oleh DPR dan kemudian diberikan oleh Kementerian Keuangan.

Ia membandingkan sistem aplikasi di Kementerian Keuangan yang disebut menghabiskan dana ratusan miliar hingga triliunan rupiah. Sementara dana untuk OSS hanya Rp 30 miliar, padahal target investasi yang harus dicapai tahun ini sebesar Rp 1.400 triliun, bahkan pada tahun depan meningkat hingga Rp 1.600 triliun.

“Aplikasi di Kementerian Keuangan ratusan miliar, bahkan triliunan. Kita bikin aplikasi untuk PeduliLindungi saja yang cuma sekitar berapa juta orang, itu harganya lebih mahal dari OSS. OSS itu harganya cuma Rp 35 miliar, tapi (target) investasi Rp 1.000 triliun lebih,” jelasnya.

Bahlil juga menyinggung terkait anggaran di kementeriannya yang tidak bertambah signifikan setiap tahunnya. Padahal salah satu motor pertumbuhan ekonomi adalah kinerja investasi yang baik. 

Baca Juga: Kementerian Investasi: Sejumlah Investor Global Siap Masuk ke Industri Baterai EV

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×