Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memutuskan memangkas anggaran untuk program makan bergizi gratis anak dan ibu hamil dari Rp 15.000 menjadi Rp 10.000 per orang. Hal itu menimbulkan sejumlah dampak mulai dari ketidaksesuaian menu hingga masalah gizi.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan pemotongan anggaran menjadi Rp 10.000 per porsi tentu akan sangat berdampak pada kualitas makanan dan pilihan menu yang disajikan. Permasalahan lain adalah kesesuaian menu dengan selera anak-anak.
"Khawatirnya jika banyak anak-anak yang menyisakan makanannya, sehingga hal ini menambah masalah baru yakni food waste yang bertambah," ungkap Faisal kepada Kontan, Minggu (1/12).
Faisal mengatakan dengan anggaran yang sebelumnya (Rp 15.000 per porsi) merchant kesulitan untuk dapat menyesuaikan dengan menu yang disukai anak-anak, apalagi jika dilakukan pemotongan anggaran.
Baca Juga: Ekonom Menilai Makan Bergizi Gratis Tidak Berdampak Signifikan pada Perekonomian
Selain itu, banyak merchant di daerah yang tidak terlalu memperhitungkan harga tenaga kerja, sehingga dengan semakin minimnya budget maka akan ada trade-off. Hal itu antara semakin minimnya margin yang diterima oleh merchant jika tetap mempertahankan kualitas, atau merchant akan tetap mendapatkan keuntungan sewajarnya namun dengan kualitas gizi menu makanan yang akan turun.
"Sehingga dengan penurunan anggaran per porsi tidak akan berdampak signifikan ada perekonomian khususnya makro tapi yang signifikan itu justru di level mikro," ungkapnya.
Adapun, Pemerintah memutuskan memangkas anggaran untuk program makan bergizi gratis anak dan ibu hamil dari Rp 15.000 menjadi Rp 10.000 per orang. Hal itu disampaikan Presiden Prabowo Subianto dalam konferensi pers di Istana Negara, Jumat (29/11). Presiden menjelaskan, penyebab penurunan anggaran makan bergizi gratis ini disebabkan anggaran pemerintah yang terbatas.
Selanjutnya: Direktur dan Komisaris Maskapai Reasuransi Indonesia (MREI) Mengundurkan Diri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News