kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp 10.000 per Anak, Bagaimana Gambaran Menunya?


Rabu, 04 Desember 2024 / 20:21 WIB
Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp 10.000 per Anak, Bagaimana Gambaran Menunya?
ILUSTRASI. Anggaran makan bergizi gratis dijatah menjadi Rp 10.000 per anak, turun dari rencana semula Rp 15.000 per orang.


Reporter: Whiwid Anjani | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Anggaran makan bergizi gratis dijatah menjadi Rp 10.000 per anak, turun dari rencana semula Rp 15.000 per orang.

Ahli Ketahanan dan Keamanan Kesehatan dari Griffth University Australia Dicky Budiman mengatakan, anggaran Rp 10.000 per anak masih bisa memenuhi kebutuhan gizi jika dimaksimalkan.

“Dalam kotak makan harus terpenuhi karbohidrat, protein, sayuran, buah, dan lema baik yang harus ada dalam takaran atau porsi Rp 10.000,” ujar Dicky pada Kontan.co.id, Rabu (4/12).

Ia mencontohkan, nominal Rp 10.000 bisa mendapatkan menu seperti nasi, ubi, jagung sebagai karbohidrat dengan harga Rp 3.000.

Baca Juga: Anggaran Makan Bergizi Gratis Turun Jadi Rp 10.000 per Anak, Perlu Subsidi Silang

Lalu, protein harga Rp 3.000 dengan pilihan menu seperti tahu, tempe, dan telur.

“Itu sudah Rp 6.000 dengan karbohidrat, kemudian harus ada sayuran, bisa kangkung, bayam, atau sawi yang kalau dihitung Rp 2.000. Jadi Rp 8.000. Sisanya bisa untuk buah,” ungkapnya

Dalam kesempatan berbeda, penulis mencoba makan di warung makanan di daerah Jakarta Selatan, dengan bujet Rp 10.000 bisa mendapatkan menu berupa nasi setengah porsi, telur dadar, dan sayur labu.

Dicky menyoroti, untuk memberlakukan program makan gratis dengan anggaran yang terbatas, perlu diberlakukan subsidi silang agar program ini bisa berjalan.

“Masalah anggaran yang hanya Rp 10.000, menurut saya ini dilakukan prinsip subsidi silang, karena ada daerah yang jika 10.000 itu gak bisa,” ujar Dicky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×