kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anas tak mau dituding kampanye hitam ke Demokrat


Jumat, 28 Maret 2014 / 15:44 WIB
Anas tak mau dituding kampanye hitam ke Demokrat
ILUSTRASI. Bursa Senin (7/11) Segera Dibuka, Saham Blue Chip Ini Wajib Dicermati


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum tak mau dituduh melakukan kampanye hitam (black campaign) terhadap Partai Demokrat. Menurut Anas, dirinya tak ada hubungan dengan Partai Demokrat dan tidak menyinggung soal Partai Demokrat.

"Siapa yang menuding itu? Kan ini tidak ada hubungannya sama Demokrat. Saya tidak menyinggung-nyinggung Demokrat sama sekali," kata Anas di Kantor KPK, Jakarta, Jumat (28/3).

Lebih lanjut, menurut Anas, dia malah mendoakan teman-temannya yang mengajukan diri sebagai Calon Legislatif (Caleg) dari Partai Demokrat agar bisa sukses.

"Justru saya mendoakan teman-teman saya di Demokrat yang sekarang jadi Caleg bisa sukses semua. Temen-teman saya yang tidak di Demokrat juga saya doakan untuk sukses," tuturnya.

Sebelumnya, pengacara Anas, Firman Wijaya mengakui kliennya diberikan hadiah berupa uang sebesar Rp 250 juta oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Uang tersebut kemudian digunakan Anas untuk membayarkan uang muka mobil Toyota Harrier sebesar Rp 200 juta.

Menurut Firman, uang tersebut diberikan secara tunai oleh SBY di kediamannya di Cikeas. Firman juga bilang, bahwa uang tersebut merupakan ucapan terima kasih SBY atas jasa-jasa Anas menyangkut pemilu tahun 2009 lalu, dimana SBY kembali terpilih menjadi Presiden.

Menanggapi pernyataan tersebut, Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha membantah bahwa SBY pernah memberikan uang kepada Anas untuk pembelian mobil Toyota Harrier.

Selain itu, kata Julian, alasan pemberian hadiah sebagai ucapan terima kasih atas keberhasilan Anas dalam pemenangan Partai Demokrat pada Pemilu 2009 juga tidak tepat.

Seraya hal tersebut, Juru Bicara KPK Johan Budi juga pernah mengatakan, data dan informasi yang diperoleh KPK mengenai uang muka pembelian Toyota Harrier berbeda dengan yang disampaikan Anas.

Menurut data dan informasi yang diperoleh KPK, uang muka pembelian mobil itu berasal dari Grup Permai, perusahaan milik mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×