kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aliran modal asing mulai turun, ekonom sebut sebagai faktor musiman


Rabu, 27 Oktober 2021 / 20:24 WIB
Aliran modal asing mulai turun, ekonom sebut sebagai faktor musiman
ILUSTRASI. Salah satu kaawsan apartemen di Jakarta, Senin (5/4)../pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/05/04/2021.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi penanaman modal asing (PMA) pada kuartal III-2021 sebesar Rp 103,2 triliun. Angka tersebut minus 3,7% secara tahunan dan minus 2,8% secara kuartalan.

Kepala Ekonom Indo Premier Sekuritas Luthfi Ridho mengatakan capaian aliran modal asing pada Juli-September 2021 adalah faktor musiman. Menurutnya secara nominal realisasi PMA masih tinggi, sebab di atas Rp 100 triliun.

“Biasanya kalau memang sudah tidak ada FDI, misalkan karena semua proyek sudah jalan, turunnya lebih drastis. Realisasi kuartal III-2021 itu normal-normal saja,” kata Luthfi kepada Kontan.co.id, Rabu (27/10).

Kata Luthfi iklim investasi di Indonesia saat ini masih cukup kondusif bagi para investor. Buktinya, pemerintah berulangkali telah melaporkan adanya aliran modal investasi di bidang ekosistem mobil listrik, seperti baterai. Karena pusat bahan bakunya berada di Indonesia dan Amerika Latin.

Baca Juga: OPSI minta BPS buka data penghitungan upah

Luthfi juga memandang beberapa sektor masih cukup potensial mendorong aliran modal di kuartal IV-2021. Misalnya sektor pertambangan terutama yang terkait dengan logam dasar dan pengolahan.

Dengan demikian, Luthfi optimistis pemerintah bisa mencapai target investasi sebesar Rp 900 triliun sampai dengan akhir tahun 2021. Namun pada tahun depan, ia memperkirakan investasi asing kemungkinan akan dihadapkan oleh sejumlah sentimen global. “Namun untuk 2022 mungkin ada perlambatan karena global liquidity akan terkena dampak tapering,” kata Luthfi.

Adapun, sebaran negara dari realisasi PMA pada Juli-September 2021 paling banyak disumbang oleh Singapura US$ 2,6 miliar, Hongkong US$ 900 juta, Jepang US$ 700 juta, China US$ 600 juta, dan Amerika Serikat US$ 500 miliar.

Sementara berdasarkan bidang usahanya asing paling banyak berinvestasi ke sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya. Kemudian pertambangan serta transportasi, gudang, dan telekomunikasi.

Selanjutnya: Road to ISEF catat kesepakatan bisnis Rp 7,81 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×