kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aktivitas Manufaktur Indonesia Melambat pada Mei 2022, AKLP Beri Penjelasan


Kamis, 02 Juni 2022 / 12:43 WIB
Aktivitas Manufaktur Indonesia Melambat pada Mei 2022, AKLP Beri Penjelasan
ILUSTRASI. PT NS BlueScope Indonesia yang berkolaborasi dengan BUMN Krakatau Steel ekspor ribuan ton baja lokal ke Amerika Serikat. Aktivitas Manufaktur Indonesia Melambat pada Mei 2022, AKLP Beri Penjelasan.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. S&P Global mencatat, Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Mei 2022 mengalami sedikit perlambatan yakni sebesar 51,8, atau menurun dari April 2022 yang sebesar 51,9.

Kondisi perlambatan ini baru terjadi setelah sembilan bulan berturut-turut PMI menufaktur Indonesia berada di zona ekspansi. Perlambatan ini utamanya disebabkan karena karena terkendala pasokan.

Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP), Yustinus Harsono Gunawan menilai, penurunan PMI Manufaktur Indonesia sebesar 0,1 point tersebut kemungkinan disebabkan karena adanya libur panjang Lebaran di minggu awal 2022.

Baca Juga: Aktivitas Industri Manufaktur Indonesia pada Mei 2022 Mulai Melambat

Meski begitu, dia menceritakan kondisi pasokan di industri kaca masih baik, dengan pertumbuhan positif antara  4% hingga 5% sepanjang tahun 2022 ini. Menurutnya kondisi yang membaik tersebut sejalan dengan semakin kuatnya pemulihan ekonomi nasional.

“Ini juga diperkuat dengan semakin terkendalinya penanganan pandemi Covid-19,” tutur Yustinus kepada Kontan.co.id, Kamis (2/6).

Dia juga berharap agar pengendalian Covid-19 ke depan semakin baik. Sehingga aktivitas industri akan tetap aman dan terhindar dari meningkatnya infeksi, khususnya penguatan pelaksanaan kebijakan dan regulasi terkait sektor manufaktur.

Baca Juga: Manufaktur di Sejumlah Negara Asia Terhambat Lockdown di China

Sebab menurutnya, sektor manufaktur menjadi indikator paling kuat dalam menilai ketahanan ekonomi, karena sektor manufaktur memiliki trickle down effect sangat luas sebagai fondasi ekonomi suatu negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×