Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, Indonesia dan Turki perlu memperkuat kerja sama ekonomi.
Menurutnya potensi kerja sama kedua negara ini masih sangat besar, terutama di tengah ketidakpastian global dan tren proteksionisme yang baru-baru ini dilakukan Amerika Serikat,
Pernyataan tersebut Ia ungkapkan mewakili Presiden Republik pada agenda Turkiye-Indonesia CEO Roundtable Meeting.
Sebagaimana diketahui, Airlangga menemani Presiden Prabowo Subianto ke Turki untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdo?an, dan menjadi pembicara pada Leader’s Talk dalam Antalya Diplomacy Forum di Ankara dan Antalya.
“"Indonesia dan Turki perlu memperkuat kerja sama ekonomi serta melihat potensi yang masih sangat besar antara kedua negara,” tutur Airlangga mengutip keterangan tertulisnya, Kamis (10/4).
Baca Juga: Imbas Tarif Impor AS, Shrimp Club Indonesia: Petambak Terancam
Airlangga mengungkapkan, Indonesia dan Turki memiliki fundamental ekonomi relatif stabil dengan konsumsi domestik cukup tinggi. Tahun 2025 ini menandai 75 tahun kerja sama bilateral Indonesia dan Turki, untuk itu kerja sama tahap lanjutan menjadi suatu keharusan bagi kedua negara.
Perdagangan kedua negara pada 2024 sekitar USD2,4 miliar, dan ditargetkan oleh kedua Kepala Negara untuk mencapai hingga USD10 miliar. Untuk itu, percepatan dan implementasi dari limited preferential trade agreement menjadi suatu keharusan. Melalui perjanjian perdagangan ini, kedua negara dapat fokus pada beberapa produk utama untuk dibebaskan, baik secara tarif maupun non-tarif, dengan waktu negosiasi yang relatif lebih cepat.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Menteri Perdagangan Turki Ozgur Volkan Agar mengungkapkan, Turki melihat Indonesia sebagai mitra utama dan hub bagi perdagangan di kawasan ASEAN.
Turki telah memiliki kerja sama perdagangan bebas dengan Malaysia dan Vietnam sehingga sudah menjadi keharusan bahwa limited preferential trade agreement segera diselesaikan, sejalan dengan mandat kedua negara.
Di sisi lain, Indonesia juga dapat melihat Turki sebagai hub untuk masuk pada pasar Uni Eropa dan mendukung percepatan penyelesaian perundingan Indonesia-Uni Eropa CEPA.
“Ada potensi produk pertanian Turki untuk bisa masuk ke pasar Indonesia, dan sebaliknya Turki juga terbuka terhadap ekspor produk pertanian dan kehutanan Indonesia ke pasar Turki,” jelas Menteri Pertanian dan Kehutanan Turki Ibrahim Yukmali.
Adapun produk-produk tersebut dapat menjadi bahan baku bagi industri makanan-minuman serta sektor industri kerajinan di Turki sehingga dapat memberikan keuntungan bagi kedua negara.
Pihaknya menekankan bahwa proteksionisme perdagangan yang saat ini dilakukan beberapa negara di dunia justru akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan negara-negara utama dunia.
Baca Juga: Bank Jaga-Jaga Kualitas Kredit Memburuk Akibat Efek Trump
Selanjutnya: Emas Dunia Kembali Tembus All Time High
Menarik Dibaca: 6 Judul Film Animasi Studio Ghibli Paling Populer yang Wajib Ditonton Semua
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News