Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan membuka keran impor bahan baku untuk industri baja. Hal itu untuk menggenjot utulitas industri baja yang selama ini terus turun. Untuk itu, pemerintah menjanjikan penyederhaan perizinan impor bahan baku baja bagi industri.
"Terkait juga bahan baku, regulasi scrap (besi tua) dan juga limbah kita akan replikasi seperti apa yang sudah dilakukan terhadap industri nikel," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat terbatas, Rabu (12/2).
Baca Juga: Jokowi: Tiga hal harus dilakukan untuk memenuhi bahan baku industri baja dan besi
Sejalan dengan itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang berjanji akan mempermudah impor scrap sebagai bahan baku baja. Saat ini kebutuhan scrap logam untuk hilirisasi industri sebesar 4 juta ton per tahun.
Selain scrap logam, impor slag baja juga akan dipermudah. Sebelumnya slag baja masoh dikategorikan sebagai salah satu limbah berbahaya. "Berdasarkan assesment dari EPA, disampaikan bahwa iron and steelmaking slags adalah nonhazardous artinya tidak membahayakan," jelas Agus.
Baca Juga: Jokowi minta impor baja diperketat
Oleh karena itu, pemerintah akan mengikuti ketentuan internasional. Bahkan pada praktiknya di Uni Eropa, slag baja digunakan untuk produk daur ulang.
"Jadi ini tadi diputuskan dalam rapat bahwa slag baja tidak lagi dianggap sebagai sampah tapi bisa digunakan sebagai bahan baku untuk menopang atau mendukung circular economy," ungkap Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News