kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ahok serahkan soal lahan MRT ke pengadilan


Jumat, 09 Januari 2015 / 20:21 WIB
Ahok serahkan soal lahan MRT ke pengadilan
ILUSTRASI. Cara Mematikan Keyboard Laptop Windows via Aplikasi dan Shortcut dalam 3 Langkah. REUTERS/Kacper Pempel/Illustration


Sumber: TribunNews.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan menggunakan jalur hukum bila warga tetap tidak mau melepas tanahnya untuk pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di jalan Fatmawati.

Pria yang akrab disapa Ahok ini menjelaskan meskipun terkendala pembebasan lahan, proyek tersebut tetap akan berjalan. Bila warga tetap tak mau menjual tanahnya maka jalan akhirnya melalu pengadilan.

"Iya lewat pengadilan kalau nggak mau, udah pake harga pasar kok, kalo itu kan namanya menghambat, mau dipindahin kemana tuh MRT," ungkap Ahok di Balai Kota, Jumat (9/1).

Dikatakannya presiden sudah memerintahkan dirinya agar pembangunan MRT harus selesai secepatnya, begitu juga Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah mengatakan bahwa tidak mungkin pengalaman di dunia membangun transportasi itu setengah-setengah.

Bila hanya setengah-setengah kemacetan di Jakarta tidak akan pernah diselesaikan.

"Itu bisa orang kemana-mana naro motor atau mobil gampang, cuman kalo sepotong-sepotong ya nggak ada guna emang, menghambat," ungkapnya.

Ia mengingatkan pemilik lahanĀ  seolah-olah berpikir bila sengaja dilama-lamakan menjual tanahnya kepada pemprov DKI, maka Pemprov DKI akan rugi sehingga pemilik tanah bisa menjual lebih mahal lagi.

"Itu berlaku kalo kita swasta, kalau kita ini pemerintah. Kalau pengusaha keterlaluan begitu, seharusnya pengusaha harus ingat pepatah, 'orang miskin nyalahin orang kaya, orang kaya nantangin pejabat, bangkrut tuh pasti' kita sudah pake harga pasar, sudah kita ikutin. Saya tidak bisa bayar dua kali," ungkapnya. (Adi Suhendi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×