Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2023 sebesar 5,03% secara tahunan atawa Year on Year (yoy).
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik, Moh. Edy Mahmud mengatakan, capaian pertumbuhan tersebut menjadi pelengkap tren pertumbuhan ekonomi di atas 5% yoy setelah pandemi Covid-19 mereda.
"Pertumbuhan ekonomi sudah mulai kembali ke kisaran 5% yoy pada kuartal IV-2021 hingga saat ini," tutur Moh. Edy dalam konferensi pers, Jumat (5/5).
Meski memang begitu, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengungkapkan, perlunya Indonesia mencari sumber pertumbuhan yang baru.
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia tak hanya mentok di kisaran 5% yoy saja, dan bahkan mungkin bisa berada di level 6% yoy hingga 7% yoy.
Baca Juga: Ada Lebaran, Indef Ramal Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Jadi yang Tertinggi Tahun Ini
"Kita perlu mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru. Dengan demikian, Indonesia bisa lulus dari jebakan pertumbuhan 5% yoy," tutur Riefky kepada Kontan.co.id.
Untuk mencapai level tersebut, perlu ada investasi ke sektor yang memiliki nilai tambah.
Selain itu, perlu juga peningkatan kemampuan atau produktivitas tenaga kerja, dan perbaikan institusi.
Plus, Indonesia perlu untuk mencapai pertumbuhan di level 6% yoy hingga 7% yoy selama beberapa tahun untuk bisa tumbuh di atas 5% yoy.
Salah satu upaya yang bisa telah dilakukan oleh pemerintah, yaitu hilirisasi menjadi salah satu yang bisa mendorong nilai tambah sektor yang sudah tumbuh.
"Namun, ke depannya perlu juga mendorong sektor lain yang belum terlalu dieksplorasi," tandas Riefky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News