Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optismistis pemulihan ekonomi akan terus berlanjut pada tahun depan, sehingga perekonomian bisa kembali minimal ke level pra Covid-19.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan ada beberapa syarat yang harus dilakukan agar pemulihan ekonomi bisa semakin cepat.
“Ada kondisi prasyarat, yaitu vaksinasi, disiplin protokol kesehatan, juga didorong dengan lima kebijakan untuk memperkuat pemulihan ekonomi nasional,” ujar Perry dalam Pertemuman Tahunan BI, Kamis (3/12).
Lima kebijakan untuk memperkuat pemulihan ekonomi nasional yang dimaksud Perry adalah.
Pertama, pembukaan secara bertahap sektor yang produktif dan aman.
Pembukaan sektor dengan prioritas tertinggi adalah pada 6 sektor yang memberi kontribusi terbesar pada pertumbuhan ekonomi dan ekspor. Seperti sektor makanan minuman, tanaman perkebunan, industri kimia, kehutanan, tanaman hortikultura, dan pertambangan bijih logam.
Baca Juga: BI proyeksikan pertumbuhan ekonomi 2021 sekitar 4,8%-5,8%, ini pendukungnya
Lalu, disusul dengan pembukaan 15 sektor prioritas kedua yang antara lain pengolahan tembakau, tanaman pangan, peternakan, real estate, komunikasi, industri TPT, industri barang dari logam, dan industri logam dasar.
“Kedua sektor prioritas tersebut menyumbang hampir 40% PDB. Vaksinasi dapat diprioritaskan pada sektor-sektor ini dan disiplin protokol kesehatan juga tetap perlu,” terang Perry.
Kebijakan kedua, mempercepat realisasi stimulus fiskal. Seperti yang kita ketahui, pemerintah mematok defisit fiskal sebesar 5,87% dari PDB pada tahun depan. Perry optimistis, stimulus fiskal ini mampu mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Ketiga, peningkatan kredit atau pembiayaan kepada dunia usaha untuk mengatasi credit crunch. Perry optimistis, kalau pertumbuhan kredit pada tahun 2021 mampu berada di kisaran 7% hingga 9%.
Keempat, keberlanjutan stimulus moneter dan makroprudensial. Bank sentral memegang peran dalam kebijakan ini. Perry bilang, BI akan tetap hadir dengan stimulus moneter dan makroprudensial yang akomodatif, juga digitalisasi sistem pembayaran dan pendalaman pasar uang, penguatan ekonomi syariah, juga UMKM.
Sementara kebijakan kelima, Indonesia perlu untuk menciptakan iklim yang ramah dengan digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya bagi UMKM.
Selanjutnya: BI prediksi inflasi bulanan akan sebesar 0,22% pada Desember 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News