kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Agar lebih efisien, PTPN harus segera melebur


Selasa, 15 Maret 2011 / 13:15 WIB
Agar lebih efisien, PTPN harus segera melebur
ILUSTRASI. Nelayan melintasi tangki penyimpanan Medco Energy di Jakarta (5/2). PT Medco Energi International Tbk tidak berniat menambah produksi minyak tahun ini. Medco menargetkan, produksi minyak tahun ini sama dengan realisasi tahun lalu sekitar 60.000 barel oil


Reporter: Astri Kharina Bangun |

JAKARTA. Anggota komisi XI dari Fraksi Golkar Melchias Markus Mekeng mendesak Kementerian BUMN mempercepat penggabungan BUMN-BUMN Perkebunan alias PT Perkebunan Nusantara ke dalam satu induk usaha (holding company).

Menurut Mekeng, percepatan penggabungan tersebut akan semakin mempercepat pembenahan PTPN sehingga tak kalah saing dengan perusahaan-perusahaan perkebunan swasta yang beroperasi di dalam negeri. "Perusahaan swasta yang baru berdiri sepuluh tahunan saja bisa maju pesat. Masa PTPN yang perkebunannya lebih banyak dan sudah berdiri sejak zaman Belanda kalah," kata Mekeng, Selasa (15/3).

Mekeng berpendapat dengan segera dirampungkannya pembentukan holding company PTPN maka rencana meng-go public-kan PTPN pun dapat cepat terlaksana. "Sudah saatnya mereformasi PTPN, memang mungkin akan ada banyak resistensi. Perlu keberanian dari Pak Menteri," ujar Mekeng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×